Pelayanan kesehatan terbaik diberikan bagi WNI yang dievakuasi dari Sudan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) memastikan pemberian layanan kesehatan yang terbaik telah diberikan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Sudan.

"Pelayanan kesehatan terbaik diberikan bagi WNI yang dievakuasi dari Sudan," kata Asisten Deputi Peningkatan Pelayanan Kesehatan Kemenko PMK Nia Reviani dihubungi di Jakarta, Sabtu.

Nia menjelaskan Kemenko PMK telah melakukan peninjauan langsung ke Asrama Haji, Pondok Gede, pada Selasa (2/5) guna memastikan pelayanan kesehatan berjalan dengan baik.

"Dari kunjungan tersebut diketahui bahwa tim kesehatan telah memeriksa sebanyak 20 orang yang datang ke pos kesehatan, selain itu tim kesehatan juga melakukan kunjungan ke gedung akomodasi dan memeriksa 80 orang lainnya," kata Nia.

Dari hasil pemeriksaan, kata dia, diketahui bahwa WNI yang dievakuasi dari Sudan memiliki berbagai keluhan seperti pegal, nyeri otot, nyeri pinggang, hipertensi, hingga ISPA.

Baca juga: Sampai 1 Mei sudah 949 WNI dievakuasi dari Sudan

"Terdapat juga satu kasus yang dirujuk ke RS Islam Pondok Kopi untuk pemeriksaan laboratorium lanjutan dengan pembiayaan dari BPJS. Sementara permasalahan kesehatan lainnya dapat ditangani di pos kesehatan," katanya.

Sementara itu Menteri Koordinator (Menko) PMK Muhadjir Effendy mengatakan evakuasi WNI dari Sudan telah berjalan dengan lancar dan terus dikoordinasikan secara berkala.

Menko mengatakan secara teknis sebagian warga yang telah tiba di Tanah Air masih ada yang ditempatkan di Wisma Haji Jakarta dan sebagian pula telah dipulangkan ke daerah asal masing-masing.

Menko Muhadjir menambahkan keselamatan WNI menjadi prioritas utama dari pemerintah. Oleh sebab itu proses evakuasi terus dilakukan guna memastikan semua warga aman dari konflik yang terjadi di Sudan.

Baca juga: Menko PMK pastikan evakuasi WNI di Sudan berjalan lancar
Baca juga: Ketua PPPI Sudan: terima kasih pemerintah telah evakuasi WNI

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023