Bali (ANTARA) - Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang juga merupakan Presiden ke-5 Republik Indonesia, Prof. Dr. (H.C.) Hj. Megawati Soekarnoputri, membuka secara resmi dan memberikan pengarahan pada acara Seminar bertajuk “Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125” di Trans Resort, Seminyak, Bali, Jumat (5/5).

Prof. Dr. (H.C.) Hj. Megawati Soekarnoputri yang di damping langsung oleh Kepala BPIP, Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. dan Wakil Kepala BPIP, Dr. Drs. Karjono, S.H., M.Hum. menyampaikan pentingnya membuat peta jalan atau roadmap pembangunan jangka panjang Bali untuk kesejahteraan rakyat Bali khususnya dan umumnya untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Presiden Kelima itu, melihat adanya degradasi atau perbedaan yang dirasakannya sejak tahun 1954an sampai 2023, tentang nuansa di Bali. Demi menjaga nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, Prof. Dr. (H.C.) Hj. Megawati Soekarnoputri memberikan arahan pembuatan peta jalan jangka panjang untuk Bali yang langsung disampaikan kepada Gubernur Bali, Dr. Ir. I Wayan Koster, M.M.

“Ada dalam rekaman saya ini, pada waktu itu Bali itu, saya melihat sangat sejuk tapi hangat dan kalau kami (bersama proklamator Ir. Soekarno) dari Denpasar kalau mau menginap ke Tampaksiring itu yang menurut saya, saya sudah kehilangan ini, melihat sawah menguning, lalu sayup-sayup saya dengar kalau ga suara suling, itu adalah pembaca weda-weda, jadi bisa sampai suara itu berada (terdengar) di jalan”, tutur Presiden Kelima Republik Indonesia.

Selain itu, Prof. Dr. (H.C.) Hj. Megawati Soekarnoputri meminta haluan pembangunan 100 tahun Bali tetap mengutamakan keberadaan lahan subur. Dia tidak ingin Pulau Dewata tersebut hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur atau perhotelan.

"Berhenti konversi tanah subur. Itu masih harus masuk catatan. Bagaimana petaninya, rakyatnya nanti mau dikasih makan apa? Bali ini subur, awas, lho, kalau enggak bikin Perda konversi tanah itu," tuturnya.

Prof. Dr. (H.C.) Hj. Megawati Soekarnoputri mengingatkan kepada pejabat dan rakyat Bali agar tidak terlalu terpesona dengan wisatawan asing. Bukan soal anti-asing, namun dirinya tidak ingin rakyat setempat tidak lagi memiliki tempat sehingga malah tersingkirkan.

"Ya, dong, supaya rakyat Bali itu makmur dan sejahtera”, tegas Ketua Dewan Pengarah BPIP.

Sementara itu, Gubernur Bali, Dr. Ir. I Wayan Koster, M.M. menyampaikan peta jalan Haluan Pembangunan Bali 100 kedepan ini merupakan tugas langsung dari Prof. Dr. (H.C.) Hj. Megawati Soekarnoputri agar Bali dapat maju sekaligus senantiasa mempertahankan kearifan lokalnya dalam 100 tahun ke depan.

“Sebagai Pemimpin Bali, saya memiliki tanggungjawab besar secara Niskala-Sakala, yang mewujud dalam keharusan bertindak untuk menyusun konsep Bali masa depan sebagai haluan pembangunan Bali dengan arah dan strategi yang jelas, terukur, dan berdimensi jangka panjang sampai 100 tahun ke depan demi kesucian dan keharmonisan alam, manusia, dan kebudayaan Bali, untuk kemuliaan generasi Bali sepanjang zaman”, ujar Koster.

Gubernur Bali, Koster menyampaikan dirinya siap dan telah memetakan tiga arus utama dalam pembangunan Bali, yaitu senantiasa berlandaskan pada alam, manusia, dan kebudayaan. Sejalan dengan tiga aspek itu, dia juga menekankan pentingnya menarik isu tersebut pada tri samaya, yaitu atita (masa lalu), wartamana (masa kini), dan Anagata (masa depan).

Konsep Bali masa depan dirancang sesuai dengan pola Tri Samaya, yaitu atita (masa lalu), wartamana (masa kini), dan Anagata (masa depan). Konsep Bali masa depan ini berisi untaian peradaban Bali tempo dulu (Atita), pencapaian Bali masa kini (Wartamana), dan Bali masa depan (Anagata), sampai tahun 2125.

“Untaian peradaban ini merupakan alur konsep tesis, anti tesis, dan sintesis serta alur proses romantika, dinamika, dan dialektika yang terkait dengan Alam, Manusia, dan Kebudayan Bali”, ucanya.

Koster juga menegaskan haluan pembangunan Bali masa depan, 100 tahun Bali era baru hendaknya dilaksanakan dengan spirit nilai-nilai kearifan lokal; gilik-saguluk, para-sparo, salunglung, sabayantaka, sarpana ya. Ia mengajak semua pihak agar terlibat aktif dalam kemajuan Bali.

“Semua pihak agar berpartisipasi aktif, solid bergerak, dengan meneladani ajaran Bung Karno, yakni: bergotong-royong; pembantingan tulang bersama, memeras keringat bersama, perjuangan bantu binantu bersama, amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua”, tuturnya.

Senada dengan itu, Wakil Kepala BPIP, Dr. Drs. Karjono, S.H., M.Hum.mendorong terwujudnya pengimplementasian program-program haluan pembangunan Bali demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

“Kami juga sangat mengharap betul program-program implementasi daripada haluan pembangunan Bali masa depan ini melahirkan Desa-Desa Pancasila, Kampung Pancasila, Desa Mandiri. Karena saya yakin kekuatan kearifan lokal, indikasi geografis yang ada di Bali ini, kalau dioptimalkan sungguh sangat luar biasa”, tuturnya.

Turut Hadir pula, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Dr. (HC). Ir. H. Suharso Monoarfa, M.A. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Laksana Tri Handoko, M.Sc. Wamendagri, John Wempi Wetipo, S.H., M.H. , pimpinan perguruan Tinggi, akademisi, praktisi, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda. (WS).

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023