... saling bergesekan, bisa terjadi tabung sudah tidak utuh lagi... "
Kediri, Jawa Timur (ANTARA News) - Sekira 1.000 tabung LPG yang ada di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) PT Narariska Manunggal di Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, setiap hari harus diperbaiki karena rusak.

Direktur PT Narariska Manunggal, Gilang Kusuma, Sabtu, mengatakan, kerusakan tabung itu bermacam-macam. Ada yang karena cincinnya sudah rusak, penyok atau kondisi tabung yang memerlukan cat ulang.

"Kalau yang bisa diperbaiki, dikirimkan untuk diperbaiki, tapi yang sudah tidak bisa, kami minta Pertamina mengirimkan tabung pengganti," katanya di Kediri.

Ia mengatakan, prosedur untuk pengisian maupun saat pengiriman tabung elpiji terutama yang ukuran tiga kilogram selalu dilakukan di antaranya tabung dilarang untuk dilemparkan, mencegah agar tabung tidak rusak, dan sejumlah prosedur lainnya.

Namun, pihaknya tidak memungkiri terjadi sesuatu saat tabung dalam pengiriman. Karena saling bergesekan, bisa terjadi tabung sudah tidak utuh lagi, sehingga memerlukan perbaikan.

Ia mengatakan, tabung-tabung itu dikirimkan oleh Pertamina untuk diisi dengan elpiji ukuran 3 kilogram. Daya tampung tabung di SPBE yang dikelolanya mampu menampung sekitar 4.548 ton elpiji per hari, yang biasanya untuk menyuplai di sekitar Kediri saja.

Walaupun tabung yang harus diperbaiki baik itu untuk "repair" atau "repaint", sampai "retester", cukup besar setiap harinya mencapai 1.000 tabung, Gilang mengatakan persediaan tabung yang ada selalu mencukupi. Dari pertamina, selalu mengirimkan tabung untuk stok sesuai dengan kapasitas yang ada di SPBE yang dikelolanya.

Pemerintah pada 2013 berencana membatasi stok bahan bakar minyak (BBM). Bukan hanya untuk elpiji melainkan seluruh bahan bakar yang mendapatkan subsidi dari pemerintah, yaitu premiun dan solar.

Asisten Hubungan Masyarakat PT Pertamina Regional V Jawa Timur, Rustam Aji, mengatakan terjadi kelebihan kuota untuk BBM semua jenis pada 2012 sampai tiga persen. Rencananya pada 2013 ini akan dibatasi hanya 1,5 persen saja. Hal ini dilakukan, agar penggunaan BBM bersubsidi bisa lebih tepat sasaran.

Untuk LPG, pada 2012 lalu, realisasi pendistribusiannya mencapai 917.504 metrik ton. Terjadi peningkatan karena tingginya permintaan masyarakat akan LPG ukuran tiga  kilogram, dimana pada 2011 hanya 673.256 MT.
(T.KR-MSW/B/S023/S023) 12-01-2013 15:26:32

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013