... segera disebar di daerah-daerah endemis... "
Pekalongan, Jawa Tengah (ANTARA News) - Pemerintah akan menyiapkan 25 juta dosis vaksin anti avian influenza (AI) alias flu burung yang menyerang itik untuk memutus siklus penyebaran virus AI subtipe H5N1 clade 2321 di Indonesia.

"Populasi itik ada sekitar 50 juta, nanti secara bertahap akan disediakan vaksin sampai 25 juta dosis, karena ada beberapa daerah yang terisolir dari serangan virus itu," kata Menteri Pertanian, Suswono, di Pekalongan, Jawa Barat, Sabtu petang.

Dia tidak menjelaskan besaran dana yang diperlukan untuk membuat puluhan juta dosis vaksin anti flu burung itu.

Dia ada di Desa Kebon Agung, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, untuk langsung melihat kenyataan di lapangan tentang itik terserang flu burung itu. Presiden Susilo Yudhoyono sebelumnya juga "blusukan" ke kampung nelayan, di Tangerang Utara, Banten.

Suswono menjelaskan, untuk tahap pertama pemerintah menyiapkan sekitar 2 juta dosis vaksin anti flu burung.  "Akan segera disebar di daerah-daerah endemis," katanya.

Ia menegaskan, serangan virus H5N1 kali ini belum masuk kategori Kejadian Luar Biasa karena situasi sudah semakin terkendali, apalagi vaksinya sudah ditemukan dan bisa segera diproduksi secara massal.

"Selain itu, jumlah kematian itik masih di bawah 200.000 ekor dan sampai saat ini tidak ada penularan ke manusia," katanya.

Dikarenakan kematian mendadak itik-itik pedaging dan petelur ini merugikan petani itik secara signifikan, pemerintah menyiapkan pula dana kompensasi kerugian.

"Baru mengusulkan anggaran depopulasi itik sebesar Rp215 miliar, namun belum ditentukan berapa kompensasi untuk setiap itik yang diterima peternak," katanya.

Langkah lain adalah agar peternak membatasi migrasi itik antardaerah agar memudahkan dilakukannya pemetaan potensi wabah. "Pengawasan di daerah ini yang lemah terbukti, masih ada itik dari Cirebon yang masuk ke Jambi," katanya.

(B013)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013