Acara perayaan Natal bersama masyarakat Papua ini membuktikan, kini PAN kembali ke cita-cita awal, dengan menghargai nilai-nilai pluralisme, tidak memiliki kecenderungan berpihak ke agama atau keyakinan tertentu,"
Jakarta (ANTARA News) - Untuk pertama kalinya dalam sejarah terbentuknya Partai Amanat Nasional (PAN), sejak dideklarasikan 1998 lalu di Jayapura, Papua, partai ini kembali menyatakan keterbukaannya pada seluruh masyarakat Indonesia.

Sebagai wujud partai yang terbuka dan menghargai pluralisme,rencananya DPP PAN akan menggelar perayaan Natal bersama masyarakat Papua, Minggu (13/1) di Jayapura. Perayaan Natal ini akan dihadiri Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa.

"Acara perayaan Natal bersama masyarakat Papua ini membuktikan, kini PAN kembali ke cita-cita awal,
dengan menghargai nilai-nilai pluralisme, tidak memiliki kecenderungan berpihak ke agama atau keyakinan tertentu," kata Ketua DPP PAN Bara Hasibuan dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Bara Hasibuan mengatakan, Papua terpilih menjadi tempat penyelenggaraan karena dinilai sebagai daerah terbesar di Indonesia yang memiliki potensi tinggi di semua lini.

Namun, sekaligus melekat dengan julukan daerah konflik, mengingat seringnya terjadi perpecahan. Oleh karena itu, pesan damai Natal kali ini adalah salah satu kontribusi PAN yang ingin disampaikan melalui acara ini, tidak hanya untuk masyarakat Indonesia, namun juga untuk dunia Internasional, langsung dari Timur Indonesia.

Acara Natal bersama dengan pesan damai ini  rencananya akan dihadiri oleh Ketua Umum DPP PAN,Hatta Rajasa, dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang diselenggarakan di Gelanggang Olah Raga Jayapura bersama ribuan simpatisan dan masyarakat Papua.

Sebagai Ketua Panitia, Bara Hasibuan dengan tegas menyatakan, bahwa tidak ada unsur politis di dalam penyelenggaraan acara ini. Kegiatan ini murni untuk mendeklarasikan kepedulian PAN terhadap misi damai antarmanusia dan masyarakat Indonesia, dari Timur hingga ke Barat.

"PAN sebagai salah satu partai yang cukup  besar, ingin mengingatkan tentang nilai-nilai reformasi yang dulu digaungkan dan hampir dilupakan kini," katanya. (*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013