Saya ingin mengajak anak muda untuk mendalami dunia pertanian agar tahu bahwa petani tidak selalu kotor dan miskin. Tapi petani jika dijalankan dengan konsep modern juga bisa bersih dan kaya
Banyuwangi (ANTARA) - Penggagas startup pertanian Durian Garden Banyuwangi Syva Dila Kharisma berhasil menjadi salah satu anak muda terbaik dan menyabet Young Ambassador Agricultulture 2023 Kementerian Pertanian.

Risma, sapaan akrabnya, yang juga merupakan juara program Jagoan Tani Banyuwangi 2022 menjadi satu dari 50 Young Ambassador Agricultulture yang dipilih oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan.

"Di Jawa Timur ada empat terpilih mengikuti kompetisi lanjutan Young Ambassador Agricultulture, saya salah satunya," kata Risma dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa.

Awalnya, kompetisi antarpelaku usaha pertanian itu diikuti oleh 1.051 peserta, dan setelah penjaringan beberapa tahap, 50 anak muda dipilih untuk mewakili tiap daerah di Indonesia.

Sebagai duta, Risma punya tugas untuk mengenalkan dunia pertanian modern kepada sejawatnya. Sesuatu yang tak terlalu sulit bagi Risma sebab hal itu telah ia galakkan sejak pertama kali mendalami dunia pertanian durian di Desa Bayu, Kecamatan Songgon.

"Saya ingin mengajak anak muda untuk mendalami dunia pertanian agar tahu bahwa petani tidak selalu kotor dan miskin. Tapi petani jika dijalankan dengan konsep modern juga bisa bersih dan kaya," ujarnya.

Menurut Risma, masih banyak anak muda yang memandang dunia pertanian dengan sebelah mata. Pandangan itu muncul karena kebanyakan pemuda melihat dunia pertanian konvensional di sekeliling mereka. Padahal, lanjut dia, apabila dikerjakan dengan sentuhan teknologi modern, anggapan mereka bisa berubah 90 derajat.

Risma telah membuktikannya dengan mengelola Durian Garden. Secara pribadi, Risma merawat 145 pohon durian yang berdiri di atas lahan seluas 1,5 hektare. Saat musim panen raya tiba, pohon-pohon itu bisa menghasilkan ribuan buah durian lokal. Buah-buah tersebut dijual mayoritas secara daring dengan pasar hampir seluruh kota besar di Jawa.

"Permintaan sangat banyak. Saat musim panen raya, misalnya, apabila sehari panen 400 buah, itu bisa langsung habis. Tiap buah sudah ada pemesannya," kata Risma.

Bukan hanya kebun sendiri, Risma juga menggandeng petani durian lain sebagai mitra. Ia turut menjualkan buah-buah hasil panen petani melalui pasar yang ia kembangkan lewat media sosial. Jika ditotal, ada sekitar seribu pohon durian yang kini diurus oleh Risma dan mitranya di Kecamatan Songgon.

Risma yang terjun ke dunia pertanian durian sejak 2018 itu juga membuat tempat wisata edukasi durian di kebun yang dikelolanya. Dengan bantuan Pemkab Banyuwangi dan menggandeng berbagai agen perjalanan, tempat wisata itu menjadi salah satu jujukan utama bagi wisatawan yang ingin menikmati durian lokal khas Banyuwangi.

Saat ini, Risma punya misi baru untuk lebih membumikan dunia pertanian kepada anak muda, khususnya di Banyuwangi.

Ia berencana membuat komunitas petani muda sebagai wadah saling berbagi informasi soal dunia pertanian. Dari hulu sampai hilir. Dari penanaman sampai penentuan pasar. Komunitas itu juga akan bergerak mengenalkan dunia pertanian ke generasi muda.

"Yang pasti kami tidak akan memaksa. Kami akan mengenalkan, mereka yang memiliki ketertarikan bisa bergabung untuk menimba ilmu bersama-sama," kata Risma.

Cara lain, Risma juga akan datang ke lembaga pendidikan untuk mengenalkan dunia pertanian. Saat ini, Risma dipercaya oleh salah satu pondok pesantren di Banyuwangi untuk turut ambil bagian dalam mengembangkan lembaga pendidikan di sana.

"Melalui itu, saya yakin akan lebih mudah untuk membagikan ilmu yang sama miliki kepada mereka yang berminat di bidang pertanian," kata lulusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri Banyuwangi pada 2022 itu.

Baca juga: Organisasi petani Malaysia belajar budi daya padi ke Banyuwangi

Baca juga: Bupati Banyuwangi ajak ASN belanja di pasar rakyat dan UMKM

Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023