semoga nanti ada ilmu baru, jejaring baru
Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mendapat kehormatan diundang untuk mempresentasikan tentang kebijakan publik mengenai kesehatan atau public health di salah satu kampus kesehatan terbaik dunia, yakni Harvard Medical School, Boston, Amerika Serikat.

"Kami akan memaparkan tentang bagaimana upaya gotong royong yang kita lakukan di Banyuwangi dalam mengatasi berbagai tantangan kesehatan. Seperti halnya penanganan pandemi yang bertajuk Banyuwangi Rebound," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Jatim, Rabu.

Menurut ia, dalam kesempatan itu tidak hanya sekadar pengakuan publik dunia atas inovasi di Banyuwangi, tapi juga menjadi sarana untuk menimba ilmu dari para ahli kesehatan berskala internasional.

"Semoga nanti ada ilmu baru, jejaring baru, kerja sama baru yang bisa bermanfaat untuk masyarakat Banyuwangi," ujar Ipuk berharap.

Program Manager Harvard Medical School Department of Global Health and Social Medicine, Christina Lively, EdM dalam suratnya menjelaskan bahwa kehadiran Bupati Ipuk untuk mempresentasikan public health tersebut sangat penting, sebagai upaya dari Harvard University untuk mencari peluang baru dalam penanganan kesehatan.

"Anda akan memiliki kesempatan untuk berbagi strategi peningkatan sosial berkelanjutan untuk sektor kesehatan," dalam suratnya.

Baca juga: RSUD Banyuwangi ditetapkan jadi jejaring nasional penyakit jantung
Baca juga: Program JKN permudah layanan pasien jantung di Tegaldlimo-Banyuwangi


Paparan tentang kesehatan tersebut akan dilaksanakan di Harvard University, pada Kamis (11/5). Sejumlah guru besar, mahasiswa pasca-sarjana dan publik Amerika Serikat dikabarkan bakal mengikuti sesi diskusi tersebut.

Perhatian dari Harvard University tersebut bermula dari riset yang dilakukan oleh dr. Tjokorda Raka Gekko Dananjaya. Saat diterima di program magister di kampus tertua di Amerika Serikat itu, Djokorda mengambil penelitian tentang kebijakan publik di bidang kesehatan yang berkelanjutan.

Riset itu di antaranya adalah mengurai kebijakan inovasi kesehatan di Kabupaten Banyuwangi, yang melibatkan berbagai sektor. Tidak hanya tenaga kesehatan itu sendiri.

Seperti halnya inovasi dari Puskesmas Sempu, Banyuwangi yang melibatkan para pedagang sayur keliling untuk menangani stunting dan mengurangi angka kematian ibu atau bayi saat melahirkan.

Baca juga: Program Teropong Jiwa Banyuwangi peroleh penghargaan dari Kemenkes
Baca juga: Doni Monardo puji sertifikasi protokol kesehatan pariwisata Banyuwangi
Baca juga: Pemkab Banyuwangi raih penghargaan "Digital Government Award"

 

Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023