Ngawi (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau inovasi dan implementasi pertanian modern yang dikembangkan oleh Gapoktan Sari III di Desa Dempel, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi.

Peninjauan di Kabupaten Ngawi tersebut penting untuk mewujudkan visi Jatim sebagai lumbung pangan nasional hingga terpilih sebagai sampel untuk verifikasi lapangan tim penilai penghargaan Satyalencana Wira Karya Bidang Pembangunan Pertanian.

"Ngawi ini luas area tanamnya sekitar 50.000 hektare dengan indeks tanam 2,8. Jadi rata-rata luas tanam per tahun adalah 140.000 hektare. Produksi padinya juga tertinggi nasional mencapai 520.000 ton per tahun," ujar Gubernur Khofifah saat meninjau pertanian modern di Ngawi, Rabu.

Menurut dia, pertanian modern dan tingginya produktivitas padi di Ngawi tersebut didukung oleh sinergitas yang baik antara pemerintah, petani, dan inovasi yang diterapkan.

"Pertanian mereka sudah maju dan banyak inovasi khususnya dalam penggunaan pupuk organik dan dalam menjaga daya dukung alam. Makanya ini kita kuatkan di sini sebagai lumbung pangan nasional. Karena Ngawi memang daerah dengan produktivitas padi tertinggi nasional tahun 2022," kata Khofifah.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah melihat alsintan yang digunakan para petani setempat. Antara lain traktor roda 2, traktor roda 4, transplanter alat tanam, perontok padi mobil, "Combine Harvester", "vertical dryer", dan "rice milling unit" (RMU).

Tak hanya itu, Gubernur Khofifah juga mengecek inovasi perlindungan tanaman Ngengat Airlines, juga No Setrom atau pembasmi hama tanpa listrik. Salah satunya membasmi hama dengan memelihara burung hantu. Sehingga, hama seperti tikus dapat diminimalisir secara alami.

"Nanti bisa dibuat skema seperti apa karantina burung hantu atau apa yang kalian anggap efektif. Monggo koordinasi agar sesegera mungkin kita lakukan kesiapsiagaan itu untuk menjaga agar hama tikus dapat diberantas," jelasnya.

Khofifah juga menyempatkan diri melihat praktik pembuatan biosaka, gudang dryer, dan penggilingan padi, serta dua mesin pembantu poktan. Yakni, mesin dryer 10 ton dengan bahan bakar sekam dan kayu, serta mesin penggiling padi berkapasitas 1,3 ton/jam dengan menggunakan mesin genset.

Kepala Biro Umum Sekretariat Militer Presiden (Setmilpres) Irjen Pol R. Adang Ginanjar mengatakan bahwa kehadiran pemerintah di sektor pertanian sangat terasa. Sebagai Ketua tim penilai penghargaan Satyalencana Wira Karya Bidang Pembangunan Pertanian, ia menilai kebutuhan pangan masyarakat sudah cukup terpenuhi.

"Ini sudah bagus semuanya. Ya kita berharap agar ini bisa jadi contoh bukan hanya di tingkat provinsi namun juga nasional. Karena ketahanan pangan ini kan pintunya Jawa Timur," kata Adang.

Pihaknya juga mengapresiasi Gubernur Jatim beserta para gapoktan di Ngawi atas kerja kerasnya hingga Ngawi tak hanya sebagai lumbung pangan nasional untuk padi, namun juga produk hortikultura seperti buah.

"Berbicara masalah tanaman dan buah, saya terima kasih kepada Bu Gubernur, Pak Bupati dan rekan-rekan petani penyuluh yang hadir. Apa yang dipaparkan Bu Gubernur sebelumnya sudah baik. Beliau bahkan bisa memotong nanas dengan ahli. Hal itu bukti jika beliau bukan hanya meninjau, tapi juga terjun langsung," kata Adang.

Hadir dalam kegiatan tersebut sekaligus menyambut tim penilai penghargaan Satyalencana Wira Karya bersama Gubernur Khofifah, Bupati Ngawi Ony Anwar bersama jajaran OPD terkait dan anggota gapoktan Sari III dan perwakilan Gapoktan Sari Makmur Desa Puwosari, Kecamatan Geneng.

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023