Paris/Beijing (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna dan Menlu China Qin Gang sepakat mengenai pentingnya "mengembangkan hubungan ekonomi yang lebih kuat dan seimbang", kata Kementerian Luar Negeri Prancis di Paris setelah keduanya bertemu pada Rabu (10/5).

Pertemuan tersebut dilakukan setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi China pada April dan setelah pernyataan duta besar China di Paris terkait Ukraina menyebabkan keretakan diplomasi beberapa pekan lalu.

Colonna mengingatkan Qin bahwa "China memiliki peran penting dalam meyakinkan Rusia untuk kembali sepenuhnya mematuhi Piagam PBB, terutama terkait kedaulatan dan kesatuan wilayah Ukraina", menurut pernyataan Kemenlu Prancis.
Baca juga: Prancis dukung status quo Taiwan dan kebijakan Satu China

Dalam pernyataan terpisah, Qin mengatakan bahwa Australia dan China harus menjajaki bidang kerja sama baru untuk membangun rantai pasokan transnasional yang lebih tangguh.

Qin menambahkan bahwa tekad China untuk mendukung pembangunan berkualitas tinggi dan keterbukaan tingkat tinggi tidak tergoyahkan, serta China juga mau bekerja sama dengan Prancis dan negara-negara lain.
Baca juga: China produksi 16 kapal peti kemas berukuran besar untuk Prancis

Menurutnya, kedua belah pihak harus memperkuat kerja sama terkait urusan internasional dan bekerja bersama-sama dalam menghadapi tantangan global, termasuk krisis Ukraina.

"China berkomitmen untuk mendukung solusi politik untuk krisis itu, menjaga komunikasi dengan semua pihak dan terus memainkan peran konstruktif dalam hal itu," kata Qin.

Sumber: Reuters

Baca juga: UE-Prancis dorong China bantu atasi krisis Ukraina
Baca juga: Macron desak Eropa jauhi perseteruan AS-China soal Taiwan
Baca juga: Perusahaan China dan Prancis teken 18 perjanjian kerja sama
Baca juga: Perusahaan Prancis harapkan pertumbuhan berkelanjutan di China

Penerjemah: Raka Adji
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023