Tidak ada istilah terlambat untuk imunisasi dan tidak ada istilah hangus untuk imunisasi. Jadi kalau kita lupa imunisasi, jangan tunggu dua bulan yang lalu atau satu satu tahun yang lalu
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan imunisasi rutin lengkap mampu menunjang proteksi yang diberikan ibu melalui ASI eksklusif pada setiap anak.

“Pemberian ASI memang bagus sesuai program kita, tapi dia sifatnya generik. Kita tetap harus memberikan imunisasi pada anak agar proteksi lebih spesifik,” kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)Kemenkes, Prima Yosephine dalam Siaran Kemencast yang diikuti di Jakarta, Jumat.

Prima menuturkan walaupun pemberian ASI harus diberikan selama enam bulan secara eksklusif oleh seorang ibu, ASI hanya bisa memberikan perlindungan secara generik.. Hal itu didasari oleh kandungan dalam ASI yang berubah-ubah selama masa menyusui mengikuti situasi kesehatan anak.

Proteksi kesehatan anak juga tidak bisa hanya mengandalkan pemberian makanan bergizi seimbang, seperti melalui ikan yang mengandung protein hewani dan nasi atau sagu yang mengandung karbohidrat.

“Untuk bisa mencegah, menjaga si anak tidak mendapatkan penyakit, terutama penyakit-penyakit yang sesungguhnya bisa dicegah dengan imunisasi (PD3I), pemberian ASI dan makanan bergizi saja tidak cukup karena perlindungannya hanya generik atau secara umum tetapi tidak spesifik, jadi kita tetap harus memberikan imunisasi,” ujarnya.

Baca juga: Kemenkes minta pasangan ikut sosialisasi imunisasi sebelum berkeluarga

Menurutnya, proteksi agar anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal perlu mendapatkan dorongan dari berbagai jenis imunisasi yang kini disediakan pemerintah mulai dari anak baru lahir hingga sekolah dasar.

Pemerintah saat ini juga sudah memasukkan 14 jenis vaksin, sehingga secara spesifik anak bisa terhindar dari penyakit seperti Tuberkulosis (TB), polio, pertusis, difteri, tetanus dan meningitis, hingga kanker serviks pada perempuan.

“Jadi imunisasi menurut saya itu di level paling rendah (dalam memproteksi kesehatan anak), memang harus imunisasi jangan di sepenggal-sepenggal, tapi ASI juga tetap perlu sampai enam bulan pertama,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu Prima juga menjelaskan orang tua tidak perlu khawatir bila terlambat atau lupa waktu untuk mengajak anak imunisasi. Orang tua bisa segera mengajak anak ke fasilitas kesehatan terdekat, sehingga imun anak kembali diperkuat.

Baca juga: Kemenkes sebut demam ringan tak boleh batasi anak dapatkan imunisasi

“Tidak ada istilah terlambat untuk imunisasi dan tidak ada istilah hangus untuk imunisasi. Jadi kalau kita lupa imunisasi, jangan tunggu dua bulan yang lalu atau satu satu tahun yang lalu. Segera dibawa anaknya (ke posyandu atau puskesmas),” kata Prima.

Meski beberapa imunisasi yang disediakan khusus batas umur tertentu, masyarakat masih bisa melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada tenaga kesehatan untuk mendapatkan vaksin lain guna menambah imunitas keluarga.

“Tidak usah khawatir, segera datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau tenaga kesehatan terdekat. Mungkin tetangga kita ada yang bidan atau dokter, datang ke tempat mereka, tanyakan. Nanti mereka yang akan memberitahu apa imunisasi yang masih bisa,” katanya.

Baca juga: Kemenkes sebut imunisasi anak beri proteksi kesehatan lintas usia
 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023