Jakarta (ANTARA) - Kepala Sentra Terpadu Inten Soeweno Kementerian Sosial (Kemensos) Dr MO Royani mendorong kolaborasi dengan perguruan tinggi dalam mengatasi berbagai persoalan kesejahteraan sosial.

"Kami sangat mendorong kolaborasi yang dilakukan bersama dengan perguruan tinggi dan banyak pihak dalam mengatasi berbagai persoalan kesejahteraan sosial di Tanah Air," ujar Royani saat menerima kunjungan dari IPB University di Cibinong, Jawa Barat, Jumat.

Pria yang akrab disapa Roni tersebut menjelaskan sentra terpadu tersebut merupakan satu dari 31 unit pelaksana teknis di bawah Kemensos.  Penerima manfaat dari sentra terpadu tersebut yakni penyandang disabilitas, anak-anak, lansia, maupun orang dalam situasi bencana maupun darurat.

Roni menjelaskan para penyandang disabilitas mendapatkan berbagai pelatihan keterampilan di sentra terpadu itu, diantaranya otomotif, menjahit, desain grafis, komputer, decoupage, elektro, logam, kuliner, kerajinan tangan, dan kerajinan keset.

"Tugas kami tidak hanya melatih tapi melakukan perubahan perilaku. Kami juga harus membuat teman- teman penyandang disabilitas lebih terbuka dan menguasai jenis keterampilan," terang Roni.

Saat ini jumlah penyandang disabilitas di Tanah Air mencapai 29 juta jiwa yang memerlukan pelatihan agar berdaya dan dapat mandiri. Pelatihan diberikan dalam waktu tiga bulan.

Baca juga: Mantan Mensos Inten Soeweno puji sentra terpadu milik Kemensos

Roni menjelaskan pelatihan tersebut terbuka untuk seluruh penyandang disabilitas di Tanah Air dengan persyaratan berbadan sehat.

"Kami datang ke tempat calon peserta pelatihan untuk melakukan seleksi. Kami berasumsi, teman-teman penyandang disabilitas mengalami keterbatasan sehingga kami yang harus mendatangi mereka," katanya.

Seleksi tersebut bertujuan untuk menilai motivasi calon peserta pelatihan tersebut. Sebagian besar lulusan pelatihan tersebut, disalurkan ke sejumlah perusahaan terutama lulusan pelatihan contact center. Sebagian lagi ada yang membuka usaha sendiri.

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ekologi Manusia IPB University Dr Siti Amanah mengatakan sudah ada kolaborasi perguruan tinggi, khususnya IPB University dengan Kemensos.

"Kerja sama dalam penyelenggaraan Magister Profesi. Kemudian juga ada kerja sama terkait Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) antara IPB University dengan Kemensos," katanya.

Baca juga: Mensos beri penghargaan Inten Soeweno atas dedikasi bagi disabilitas

Akan tetapi yang menjadi kendala dalam hal pembiayaan. Ke depan Amanah berharap pendanaan di Kemensos tersedia dan digunakan menyokong kegiatan mahasiswa di lapangan.

Membangun asa

Seorang penyandang disabilitas yang menjadi peserta pelatihan vokasi, Fatimah, mengatakan sangat senang mendapatkan pelatihan di sentra terpadu itu.  Penyandang disabilitas fisik asal Bogor tersebut akan mendapatkan pelatihan menjahit.

"Saya ingin bisa menjahit dan bisa buka usaha menjahit di rumah, " kata perempuan lulusan SD itu.

Peserta lain yang juga penyandang disabilitas fisik asal Magelang, Intan, mengaku senang bisa belajar di sentra terpadu itu. Lulusan SMK dengan peminatan perangkat lunak itu mengaku sampai saat ini belum juga mendapat pekerjaan.

"Dengan pelatihan contact center ini, saya berharap bisa mendapatkan pekerjaan dan mandiri," harap Intan.

Baca juga: Mensos tegaskan SKA terobosan untuk disabilitas mandiri berwirausaha

 

Pewarta: Indriani
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023