Laba bersih AP II ini didukung peningkatan bisnis non-aeronautika yang digenjot perseroan pada 2022. "Sudah tepat jika AP II fokus mengejar non-aeronautika pada saat pandemi lalu,
Jakarta (ANTARA) - PT Angkasa Pura II (AP II) yang mengelola 20 bandara, sudah tepat dalam menjalankan transformasi bisnis di tengah pandemi COVID-19, kata ekonom dan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto.

Hal ini tidak lepas dari keberhasilan AP II dalam mencetak laba bersih Rp91,90 miliar pada 2022 di tengah pandemi. Pada awal-awal pandemi, AP II masih mencatatkan kerugian Rp2,43 triliun pada 2020 dan rugi Rp3,79 triliun pada 2021.

"Laba bersih AP II ini didukung peningkatan bisnis non-aeronautika yang digenjot perseroan pada 2022. "Sudah tepat jika AP II fokus mengejar non-aeronautika pada saat pandemi lalu," kata Toto dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Baca juga: AP II dan USTDA jajaki kerja sama pengembangan Bandara Soetta

Toto Pranoto mengatakan bisnis non-aeronautika memang dapat menjadi kunci sumber pendapatan bagi operator bandara terlebih saat jumlah penumpang pesawat mengalami penurunan tajam seperti di tengah pandemi ini.

Program transformasi saat ini dan ke depan AP II juga diharapkan bisa fokus ke sektor non-aeronautika, dan mungkin bisa melakukan inovasi dan terobosan agar bisa lebih mendongkrak pendapatan.

“Bisnis non-aero adalah strategi yang seharusnya sudah dikembangkan Angkasa Pura sejak masa lalu. Hanya saja memang kontribusi bisnis ini ke total pendapatan AP, baik di AP I maupun AP II selama beberapa tahun terakhir belum optimal,” katanya.

Toto menuturkan tidak optimalnya bisnis non-aeronautika membuat operator bandara kesulitan saat menghadapi situasi seperti pandemi,  mengalami kerugian.

“Kenapa non-aeronautika tidak optimal selama ini? Karena AP terlalu fokus di pengelolaan penumpang. Padahal non-aeronautika bisa berkontribusi besar sebagai penyeimbang sumber pendapatan saat pendapatan bersumber penumpang mengalami penurunan tajam,” jelas Toto.

Baca juga: Pemprov NTB-Angkasa Pura sepakat manfaatkan eks Bandara Selaparang

Pengamat penerbangan serta praktisi dan konsultan di industri aviasi Gerry Soejatman mengatakan, AP II juga melakukan efisiensi di bandara-bandara yang dikelolanya terutama di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar di Indonesia.

Contohnya di Soekarno-Hatta, Terminal 1  hanya 1A yang buka, 1B dan 1C belum dibuka untuk penerbangan berjadwal, dan Terminal 1A dibuka baru di akhir kuartal II tahun 2022. Internasional pun hanya Terminal 3 selama pandemi dan Terminal 2F baru dibuka di akhir kuartal II 2022.

“Ini adalah langkah-langkah pemangkasan biaya oleh AP II selama pandemi, dan di bandara-bandara lain, jam operasi bandara dikurangi untuk mengurangi biaya, dan penambahan dalam fase pemulihan ini disesuaikan dengan peningkatan jumlah penumpang,” tambah Gerry.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan perseroan mendorong bisnis non-aeronautika dengan optimalisasi aset perseroan melalui tiga program: Asset Optimization Program (brown field asset), Asset Acceleration Program (asset under construction) dan Asset Utilization Program (green field asset).

Awaluddin mengatakan strategi pemanfaatan aset dijalankan berhasil pada 2022, di mana pendapatan dari konsesi naik 28 persen dibandingkan 2021, bisnis hotel naik 71 persen dan bisnis lounge meroket 224 persen.

"Peningkatan pendapatan dari pemanfaatan aset ini berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan bisnis non-aeronautika," katanya.

Baca juga: AP II hadirkan lounge Saphire di Terminal 2F Bandara Soetta

Pada 2022, pendapatan bisnis non-aeronautika AP II tercatat Rp4,26 triliun atau lebih besar dibandingkan dengan bisnis aeronautika sebanyak Rp4,14 triliun. Adapun sumber pendapatan bisnis aeronautika sebesar 73 persen berasal dari jasa pelayanan penumpang pesawat.

Sepanjang 2022, AP II membukukan pendapatan Rp8,41 triliun atau naik 54,55 persen dibandingkan 2021 sebanyak Rp5,44 triliun.

Naiknya pendapatan ini membawa AP II mencetak laba usaha Rp934,11 miliar pada 2022 dari sebelumnya rugi Rp2,52 triliun pada 2021, dan lebih lanjut AP II berhasil mencetak laba bersih Rp91,90 miliar pada 2022 dari sebelumnya rugi Rp3,79 triliun pada 2021.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023