Jakarta (ANTARA) -
Seorang profesor aktivitas fisik dan kesehatan di Universitas Swansea, Inggris, Kelly Mackintosh mengungkapkan masalah yang bisa disebabkan dari terlalu sering duduk dibagi menjadi dua kategori besar, masalah postural dan kardio metabolik.
 
"Saya bisa berlari selama satu jam dengan anjing setiap pagi dan memenuhi pedoman pemerintah untuk aktivitas fisik, tetapi kemudian duduk atau melakukan aktivitas menetap selama sisa hari itu berarti saya akan digolongkan sebagai tidak banyak bergerak," kata Mackintosh yang ditulis di laman The Guardian, Sabtu (14/5).
 
Dalam hal masalah postural dan nyeri, duduk dalam waktu lama dapat menyebabkan otot dan tendon menjadi kaku, menyebabkan sindrom nyeri patellofemoral, yaitu kondisi ketika tulang rawan di bawah tempurung lutut rusak yang juga dikenal sebagai “lutut pelari”, dan juga dapat menyebabkan nyeri punggung bawah.

Baca juga: Bahaya stres bagi kesehatan, bisa sebabkan nyeri punggung
 
Satu studi baru-baru ini menemukan hubungan antara duduk lama dan masalah ekstensi pinggul, yang dapat menyebabkan bentuk nyeri muskuloskeletal lainnya. Duduk di tempat kerja jangka panjang juga dikaitkan dengan nyeri leher.
 
Untuk dapat mengurangi kekakuan otot atau nyeri punggung sampai batas tertentu, Mackintosh menyarankan untuk dapat melakukan peregangan seperti lunge atau squat yang lambat dan terkontrol, atau hanya duduk dalam posisi yang lebih ramah sendi.
 
Selain itu, duduk terlalu lama dikatakan membuat tubuh dalam keadaan siaga. Ketika Anda melakukannya cukup lama, metabolisme akan melambat, sirkulasi menyempit dan kemampuan untuk menangani glukosa terganggu. Hal itu secara efektif mematikan beberapa otot terbesar tubuh, dengan hasil yang berkisar dari peningkatan ukuran pinggang hingga risiko diabetes.
 
Saran lain dari Mackintosh untuk mengatasi masalah penyakit metabolik atau postur tubuh akibat terlalu sering duduk adalah menjaga layar sejajar dengan mata dan kaki rata di lantai agar tulang belakang dan pinggul berada dalam posisi yang tidak terlalu menyakitkan.

Baca juga: Terlalu lama duduk dan "mager" bisa picu kelelahan hingga cedera
 
Namun, cara termudah untuk membuat perbedaan yang signifikan adalah bangun setiap 15, 30, atau 60 menit.
 
"Ada banyak penelitian yang menyelidiki hal ini. Waktu 'break' yang optimal masih harus diidentifikasi, tetapi pada dasarnya, meskipun Anda memiliki volume 'waktu duduk' yang sama secara keseluruhan, tetapi membaginya dengan berdiri, ini jauh lebih baik untuk berbagai aspek kesehatan Anda. Bahkan berdiri sekali setiap 60 menit membantu," kata Mackintosh.

Baca juga: Serba-serbi sakit punggung, bedakan yang biasa dan yang berbahaya

Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023