Penanganan banjir ini masih merupakan tanggung jawab pemerintah daerah (DKI Jakarta, red.), tentunya banyak dokter yang ditempatkan pemda di situ. Namun, kami tetap membantu dengan mendirikan posko,"
Semarang (ANTARA News) - Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengimbau seluruh masyarakat untuk mewaspadai penyakit-penyakit yang potensial muncul saat dan pascabanjir, terutama leptospirosis.

"Dalam keadaan banjir kan banyak penyakit potensial, seperti leptospirosis (kencing tikus, red.). Sebab, air bercampur, seperti dari `septic tank` dan WC menjadi satu," katanya di Semarang, Senin malam.

Hal itu diungkapkannya saat konferensi pers workshop "Peran Serta BUMN dalam Revitalisasi Dokter Primer Untuk Memperkuat Sistem Kesehatan Nasional" yang diprakarsai PT Pertamina di Hotel Patra Jasa Semarang.

Padahal, kata dia, air kotor dari segala macam penjuru tersebut merupakan sumber-sumber penyakit yang harus diwaspadai, terutama anak-anak untuk diingatkan agar tidak bermain atau mandi-mandi di air banjir.

Ali meminta masyarakat juga harus menjaga kebersihan dan kehigienisan makanan yang dikonsumsi, seperti mencuci tangan sebelum menyentuh makanan, serta memastikan makanan yang dikonsumsi dimasak sampai matang.

Berkaitan dengan banjir yang melanda Jakarta, ia mengatakan sejauh ini Kementerian Kesehatan sudah mendirikan sebanyak lima posko di beberapa titik banjir dengan menempatkan sejumlah dokter dan tenaga medis.

"Penanganan banjir ini masih merupakan tanggung jawab pemerintah daerah (DKI Jakarta, red.), tentunya banyak dokter yang ditempatkan pemda di situ. Namun, kami tetap membantu dengan mendirikan posko," katanya.

Ia menjelaskan bantuan kesehatan yang diberikan bukan hanya berasal dari pemda dan Kemenkes, tetapi banyak pihak yang membantu penanganan korban banjir jakarta, mulai kalagan perguruan tinggi dan lembaga lainnya.

"Sudah ada sekitar 2.000 dokter yang dikerahkan untuk menangani korban banjir Jakarta, termasuk dari fakultas kedokteran perguruan tinggi, kemudian lembaga-lembaga seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI)," kata Ali.

(KR-ZLS/A030)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013