Angka realisasi investasi melonjak tajam. Ini hal yang sangat menggembirakan, karena merupakan angka investasi tertinggi sepanjang sejarah investasi di Indonesia.
Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi PMA dan PMDN selama tahun 2012 (Januari-Desember) mencapai Rp313,2 triliun, tumbuh sebesar 24,6 persen dibanding realisasi investasi tahun 2011 sebesar Rp251,3 triliun.

"Angka realisasi investasi melonjak tajam. Ini hal yang sangat menggembirakan, karena merupakan angka investasi tertinggi sepanjang sejarah investasi di Indonesia," kata Kepala BKPM Chatib Basri, saat paparan Realisasi Penanaman Modal PMA-PMDN Triwulan IV 2012 dan Tahun 2012, di Gedung BKPM, Jakarta, Selasa.

Menurutnya, realisasi investasi senilai Rp313,2 triliun tahun 2012 tersebut, lebih besar 110,5 persen dari target yang ditetapkan semula sebesar Rp283,5 triliun.

Adapun dari realisasi investasi selama tahun 2012, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai sebesar Rp92,2 triliun, naik dibanding PMDN tahun 2011 sebesar RP76 persen, dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp221 triliun, melonjak dari sebelumnya Rp175,3 triliun.

"Realisasi investasi PMDN dan PMA 2012 tersebut juga melempaui target masing-masing 120,2 persen dan 106,6 persen," ujar Chatib.

Ia menjelaskan, secara keseluruhan tingginya pertumbuhan realisasi investasi PMA-PMDN tersebut didorong kemampuan pemerintah mengelola ikilim investasi dengan baik.

"Berbagai upaya perbaikan iklim investasi, baik pelayanan pusat dan daerah melalui pelayanan terpady satu pintu di bidang penanaman modal, pemberian insentif investasi yang lebih menarik serta promosi terpadu telah direspon positif oleh investor baik dalam negeri maupun asing," tegas Chatib.

Dijelaskan, pada PMA selama 2012 sektor pertambangan menempati realisasi investasi tertinggi sebesar 4,3 miliar dolar AS (17,3 persen), disusul sektor transportasi 2,8 miliar miliar dolar AS (11,4 persen), kimia 2,8 miliar dolar AS (11,4 persen), industri logam dasar 2,5 miliar dolar AS (10 persen), serta angkutan dan transportasi 1,8 miliar dolar AS (7,5 persen).

Berdasarkan negara asal, Singapura merupakan pemodal terbesar dengan nilai investasi sebesar 4,9 miliar dolar AS, disusul Jepang 2,5 miliar dolar AS, Korea Selatan 1,9 miliar dolar AS, Amerika Serikat 1,2 miliar dolar AS, dan Mauritius 1,1 miliar dolar AS.

Selama tahun 2012, Jawa Barat menjadi propinsi terbesar dalam menerima investasi asing yang mencapai 4,2 miliar dolar AS, DKI Jakarta 4,1 miliar dolar AS, Banten 2,7 miliar dolar AS, Jawa Timur 2,3 miliar dolar AS, dan Kalimantan Timur 2 miliar dolar AS.

Adapun realisasi PMDN selama 2012, sektor yang paling banyak diminati meliputi industri makanan sebesar Rp11,2 triliun (11,2 persen), selanjutnya sektor industri mineral nonlogam Rp10,7 triliun (11,6 persen), pertambangan Rp10,5 triliun (11,5 persen), tanaman pangan Rp9,6 triliun (10,4 persen), transportasi dan telekomunikasi Rp8,6 triliun (9,3 persen), dan sektor lainnya mencapai Rp41,6 triliun (45,1 persen).

Berdasarkan lokasi proyek, PMDN terbesar di Jawa Timur Rp21,5 triliun, Jawa Barat Rp11,4 triliun, DKI Jakarta Rp8,5 triliun, Kalimantan Timur Rp5,9 triliun, dan Jawa Tengah Rp5,8 triliun.

"Secara keseluruhan PMA-PMDN nilai investasi yang dihitung BKPM adalah investasi di luar bidang migas, perbankan, lembaga keuangan non bank, asuransi, sewa guna usaha, dan industri rumah tangga," kata Chatib.

Ia menjelaskan, dari total realisasi investasi PMA dan PMDN tersebut jumkah tenaga kerja yang terserap sebanyak 307.960 orang, terdiri atas 149.617 orang pada proyek PMDN dan 158.343 tenaga kerja pada proyek PMA.

"Dengan gambaran penyerapan jumlah tenaga kerja tersebut menunjukkan bahwa jenis investasi di Indonesia cenderung padat modal, karena itulah kenaikan upah minimum tidak terlalu berpengaruh," kata Chatib.
(R017)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013