Saat penemuan mortir tersebut saya sedang berladang, dimana baru mencangkul dengan kedalaman lebih kurang 40 centimeter, cangkul yang digunakan membentur benda keras, yang kemudian saya lihat ternyata berbentuk seperti bahan peledak peninggalan peran
Padang (ANTARA News) - Seorang warga RT 02/05 Sungai Lareh, Kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumbar, menemukan satu buah mortir dengan berdaya ledak tinggi (high eksplosif ) yang terkubur diareal ladang coklat, saat menggarap ladangnya.

Warga penemu mortir Tarmizi (34), di Padang, Selasa, mengatakan, mortir tersebut ditemukan 15 hari yang lalu saat sedang mencangkul di kawasan ladang yang akan ditanami coklat, di kawasan ini, dan saat itu cangkul yang digunakan membentur benda yang menimbulkan bunyi pantulan antara besi, di mana panjangnya mencapai lebih kurang 25 centimeter, dan baru hari ini diangkat pihak berwajib.

"Saat penemuan mortir tersebut saya sedang berladang, dimana baru mencangkul dengan kedalaman lebih kurang 40 centimeter, cangkul yang digunakan membentur benda keras, yang kemudian saya lihat ternyata berbentuk seperti bahan peledak peninggalan perang," kata Tarmizi.

Dia menambahkan, karena takut, kemudian penemuan tersebut dilaporkan pada seorang pensiunan TNI yang tinggal didekat rumah, setelah dilihat memang itu adalah mortir, dan baru pada Selasa ini dilaporkan pada pihak kepolisian.

Setelah penemuan itu, warga tersebut sempat mengamankan terlebih dahulu mortir seberat lima kilogram, dengan memindahkannya kebawah tumpukan bebatuan tidak jauh dari lokasi penemuan, sebab dia takut benada tersebut akan meledak jika terkena sianar matahari.

Setelah penemuan pada 7 Janurai 2012 tersebut, Tarmisi yang merasa tidak nyaman dengan temuan itu, pada 22 Januari 2012 melaporkan kejadian ke Mapolsek Koto Tangah, yang menindak lanjuti temuan warga itu.

Setelah dilaporkan ke Mapolsek setempat, kemudian pihak kepolisian juga melaporkan kejadian itu ke tim Gegana Mapolda Sumbar, dan langsung menuju lokasi penemuan.

Untuk mencapai lokasi penemuan mortir yang kemudian diketahui masih aktif tersebut, pihak kepolisian harus mendaki bukit dengan kemiringan sekitar 40 derajat, dengan berjalan kaki sekitar 30 menit.

Berdasarkan keterangan pihak Gegana Polda Sumbar, mortir yang ditemukan tersebut, diperkirakan telah berusia puluhan tahun, dimana merupakan peninggalan saat pergolakan PRRI yang terjadi didaerah itu pada tahun 1958.

"Kami memperkirakan temuan warga tersebut merupakan peninggalan pergolakan PRRI, dan tidak tertutup juga masih ada mortir lain yang masih terkubur di kawasan ini, sebab melihat geografisnya lokasi ini bisa saja dijadikan tempat penyerangan ataupun bertahan saat pergolakan masa itu," jelas Dantim II Tim Gegana Mapolda Sumbar AIPTU Sukarmono.

Sukarmono menambahkan, untuk keamanan, sebab mortir aktif tersebut jika meledak dapat mengakibatkan satu rumah bertingkat bisa hancur, maka dibawa ke Makobrimob Polda Sumbar, untuk diamankan.

Penemun mortir tersebut merupakan yang pertama pada tahun 2013, namun pada tahun 2012 penemuan semacam itu juga sering terjadi di Kota Padang, terutama di kawasan Koto Tangah, Kecamatan Kuranji dan juga Kecamtan Pauh.
(KR-AGP/R021)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013