... terutama di wilayah Sumbawa Besar jangan terpancing dengan isu-isu seperti itu... "
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Timur Pradopo, meminta masyarakat Sumbawa, NTB, tidak mudah terhasut desas-desus berlatar suku, ras, agama dan antar golongan (SARA) yang tidak bertanggung jawab.

Dia tegaskan itu di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, menanggapi kerusuhan di Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa, NTB, Selasa siang (22/1).

"Jadi saya minta masyarakat, terutama di wilayah Sumbawa Besar jangan terpancing dengan isu-isu seperti itu," katanya. Kerusuhan bermula dari sebaran SMS di telefon-telefon genggam warga setempat, bahwa seorang perempuan warga setempat, Arniati, seolah-olah tewas tidak wajar akibat kekerasan seksual.

Arniati diketahui bermalam minggu, Sabtu malam kemarin, dengan seorang polisi setempat yang kebetulan dari etnik pendatang. Dia terlibat kecelakaan lalu-lintas berujung kematiannya. Di sinilah kemudian penyebaran SMS itu bermula, dipicu kemarahan keluarga Arniati, yang tidak terima keterangan bahwa dia tewas karena kecelakaan lalu-lintas.

Sumbawa kemudian rusuh. Penjarahan terjadi di berbagai pusat perbelanjaan, toko, dan hotel-hotel, serta beberapa kantor pelayanan umum. Satu bank pemerintah yang beroperasi di sana bahkan sampai mengungsikan karyawannya yang berasal dari etnik tertentu keluar Pulau Sumbawa menuju Kota Mataram memakai kapal penyeberangan.

Akibat kerusuhan yang melibatkan ratusan orang tersebut, menurut dia, aparat telah mengamankan 90 orang perusuh, dan akan dimintai keterangan. "Kan ada yang merusak penjarahan dan yang ditoko kemudian kita proses sesuai ketentuan hukum," katanya.

Ia menambahkan, berdasarkan laporan yang ia terima pukul 07.00 WIB, kondisi di Sumbawa telah kondusif, dan kegiatan masyarakat telah berjalan dengan normal.

(M041)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013