Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan pandangan keagamaan Syekh Nawawi Al Bantani saat menghadiri Haul ke-130 tokoh guru besar tersebut di Pondok Pesantren Annawawi Tanara, Kota Serang, Banten, Jumat malam.

Berdasarkan tayangan langsung dari YouTube Wakil Presiden RI, seperti dipantau di Jakarta, Jumat, Ma'ruf Amin menyampaikan pandangan Syekh Nawawi tentang pentingnya mencari rezeki berdasarkan jalan syariah.

"Syekh Nawawi mengatakan yang tidak boleh itu kalau kita mencari rezeki yang tidak seusai syariah; karena kalau tidak syariah, berarti kita berusaha cari rezeki tidak di atas jalan syariah, sama dengan tidak ada karena dianggap tidak bernilai. Ini pandangan keagamaan," kata Ma'ruf Amin.

Dia mengatakan Syekh Nawawi menilai bahwa mencari rezeki harus tetap dilakukan dengan menjaga hal-hal yang menjadi kewajiban umat.

"Mencari rezeki dengan menjaga hak-hak Allah dan tidak lalai, kata Syekh Nawawi itu jihad besar. Kalau kita mencari rezeki yang halal dan tetap menjaga hal-hal yang menjadi kewajiban kita, itu adalah jihad," tambahnya.

Baca juga: Wapres: Perlu perlindungan lebih menjamin di 6 kabupaten Papua

Sebaliknya, lanjut Ma'ruf Amin, Syekh Nawawi berpandangan bahwa mencari rezeki dunia namun melanggar kewajiban sebagai umat atau lalai atas perintah Allah, maka itu akan menjadi sumber kesalahan.

Selain soal rezeki, Syekh Nawawi juga mengajarkan umat untuk senantiasa berhati-hati atau bersiap-siap menghadapi kemungkinan bahaya yang akan datang, termasuk wabah penyakit.

Hal itu, menurut dia, telah dilakukan saat menghadapi wabah COVID-19 dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dan melaksanakan vaksinasi.

"Kata beliau, berobat itu dan menjaga diri dari wabah penyakit dan menjaga diri dari tembok yang miring itu wajib. Artinya, menjaga dari wabah termasuk wabah COVID-19 melalui protokol kesehatan melalui vaksinasi itu berarti wajib," ujar Wapres Ma'ruf Amin.

Baca juga: Wapres: Dokumen Proyeksi Penduduk 2020-2050 harus jadi rujukan K/L

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023