Jakarta (ANTARA) - Hasil Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan bahwa Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto meraih indeks calon wakil presiden (cawapres) tertinggi dengan memenuhi tiga variabel, yaitu kuasa tiket (ketum partai), pengalaman pemerintahan, dan jaringan sumber dana.

“Airlangga Hartarto adalah cawapres dengan indeks tertinggi karena memenuhi paling banyak tiga variabel, yaitu kuasa tiket (ketum partai), pengalaman pemerintahan, dan jaringan sumber dana,” ujar Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfarabi, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

LSI Denny JA merumuskan lima variabel yang menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan cawapres.

Kelima variabel tersebut adalah tambahan elektabilitas, kuasa tiket (ketua umum partai), tokoh dari ormas besar, pengalaman pemerintahan, dan jaringan sumber dana.

“Indeks cawapres ini dibuat berdasarkan pengalaman pemilu sebelumnya dan realitas politik. Cawapres dipilih bukan semata faktor elektabilitas. Namun, gabungan lima faktor utama yang kami sebut sebagai indeks cawapres,” ujar Adjie Alfarabi.

Ia menjelaskan dari riset kualitatif dan expert judgement yang dibuat LSI Denny JA, setiap nama dari delapan cawapres dinilai dari kelima variabel tersebut.

Adapun delapan nama cawapres yang diuji adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Khofifah Indar Parawansa, Mahfud MD, Muhaimin Iskandar, Said Aqil Siradj, dan Sandiaga Uno.

Baca juga: Pengamat nilai melesatnya Airlangga meramaikan bursa capres-cawapres

“Hasilnya tak ada satu pun cawapres ideal yang memenuhi kelima variabel yang harus dipenuhi cawapres. Dan tak ada satu pun cawapres yang menambah elektabilitas signifikan bagi capres,” ujarnya.

Ia menilai Airlangga meraih indeks tertinggi karena berhasil memenuhi tiga dari lima variabel.

Di bawah Airlangga Hartarto, ada lima cawapres yang memenuhi dua dari lima variabel, yaitu Sandiaga Uno, Erick Thohir, Mahfud MD, Khofifah Indar Parawansa, dan Muhaimin Iskandar. Sementara itu, cawapres yang hanya memenuhi satu variabel saja adalah AHY dan Said Aqil Siradj.

Baca juga: Airlangga sebut KIB punya tiket premium pencalonan capres dan cawapres

“Jika capres diputuskan melalui pertimbangan elektabilitas atau dukungan publik terhadap tokoh itu berdasarkan survei, maka cawapres sepenuhnya diputuskan berdasarkan kesepakatan segelintir elit partai saja dengan mempertimbangkan empat variabel di atas, selain tambahan elektabilitas,” ujarnya.

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam survei terbaru yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada Jumat (19/5). Adjie mengungkapkan bahwa indeks cawapres menjadi isu penting dalam temuan survei yang dilakukan LSI Denny JA pada periode 3-14 Mei 2023.

Survei LSI Denny JA itu dilakukan melalui tatap muka dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden dari seluruh Indonesia dengan ambang batas kesalahan survei tersebut sebesar 2,9 persen.

Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal pasangan calon presiden/wakil presiden mulai 19 Oktober hingga 25 November 2023.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden/wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Selain itu, pasangan calon juga dapat diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023