Dalam penelitiannya, ditemukan variabel dan indikator yang terkait dengan aspek kehidupan nasional.
Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Universitas Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menilai buku geopolitik Soekarno karya Hasto Kristiyanto bisa menjadi referensi pada tatanan strategis, taktis, dan operasional
 
"Saya berharap buku ini dapat digunakan sebagai referensi apakah itu tatanan strategis, taktis, operasional. Buku ini benar-benar sangat bermanfaat," ujar Purnomo Yusgiantoro saat membedah bedah buku Hasto berjudul Progressive Geopolitical Coexistence yang merupakan disertasinya berjudul Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara di Gedung Lemhannas, Sabtu.

Menurut dia, Hasto adalah seorang praktisi yang menekuni benar ajaran Bung Karno. Tidak hanya itu, Hasto juga dinilai dapat melihat perspektif ajaran Bung Karno dari dua perspektif, yaitu eksternal, ada tata pergaulan internasional dan internal yang terkait dengan falsafah bangsa ini dan trilogi pembangunan.

"Maka itulah, disebut coexistence, hal yang sifatnya seimbang," urainya.
 
Dalam tata pergaulan internasional, kata Purnomo, Bung Karno menginginkan kesejajaran antara negara maju dan negara berkembang, demikian juga yang ada di dalam negeri. Progressive-nya adalah saat ini geopolitik Soekarno ini sudah menjadi geopolitik Indonesia dan itulah wawasan nusantara.
 
"Cara pandang kita untuk melihat diri kita sendiri dan melihat lingkungan kita dalam tata pergaulan internasional ada coexistence. Itulah wawasan nusantara dan geopolitik Indonesia yang diajarkan di Lemhannas," kata mantan Menteri ESDM ini.

Dalam penelitiannya, kata dia, Hasto menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang luar biasa. Data yang dipakai hampir ribuan.
 
"Dalam penelitiannya, ditemukan variabel dan indikator yang terkait dengan aspek kehidupan nasional. Itulah yang sekarang ini disebut dengan geostrategi Indonesia, yang tidak lain adalah ketahanan nasional. Itu yang diajarkan di Lemhannas," ucapnya.

Selain itu, Hasto juga menampilkan bagaimana bangsa ini berjuang di bawah kepemimpinan Presiden RI Soekarno saat Trikora dan Dwikora secara progresif ingin memperkuat pertahanan negara. Adapun deterrence dikembangkan untuk menghadapi ancaman.
 
"Dari tiga hal itu, Doktor Hasto Kristiyanto telah melakukan penelitian dengan baik. Untuk itu, beliau diberikan predikat summa cum laude," kata mantan Menteri Pertahanan RI tersebut.
 
Purnomo menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Lemhannas Andi Wijayanto karena geopolitik Soekarno sekarang sudah diajarkan di Lemhannas dan Doktor Hasto Kristiyanto bisa menjadi dosen di Lemhannas dalam hal geopolitik Soekarno.

Baca juga: Megawati bakal terima gelar doktor dari universitas di Arab Saudi
Baca juga: Megawati minta Polri mengevaluasi diri

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023