Saya tidak akan menukar idealisme dengan perahu, walaupun partai tertentu menjamin saya,"
Bengkulu (ANTARA News) - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengatakan tidak akan menukar idealismenya dengan "perahu" atau partai politik yang berniat mencalonkannya sebagai presiden pada 2014.

"Saya tidak akan menukar idealisme dengan perahu, walaupun partai tertentu menjamin saya," katanya di Bengkulu, usai meresmikan sekretariat Dewan Pengurus Wilayah Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (DPW-IKA UII) Provinsi Bengkulu di Kota Bengkulu, Jumat.

Ia mengatakan sudah lama dipinang dan diajak bicara oleh tokoh partai. Tidak hanya untuk RI 1 tapi juga pada posisi RI 2.

Namun, posisi manapun yang ditawarkan, ia mengatakan tidak akan menggadaikan idealisme.

"Misalnya, diberikan uang dan perahu dan menjamin akan terpilih , tapi tidak boleh menegakkan hukum maka saya tidak akan maju," ujarnya, menegaskan.

Selain itu, menurut dia kepastian untuk maju sebagai calon presiden akan diumumkannya setelah masa jabatannya di MK berakhir pada April 2013.

Meski sebagai besar hasil survei nasional menyebut namanya sebagai salah seorang bakal calon presiden pada Pilpres 2014 mendatang, Mahfud masih enggan memberi kepastian.

"Dari hasil survei dan radar masyarakat memang ada yang menyebut saya sebagai calon alternatif, tapi saat ini saya belum bisa memberikan jawaban," tuturnya.

Dalam kapasitas sebagai Ketua MK, Mahfud mengatakan tidak etis membicarakan masalah politik.

"Nanti saya akan menyampaikan sikap secara jelas setelah masa jabatan saya berakhir," ujarnya.

Saat ini, kata dia sudah banyak dukungan dari berbagai pihak, termasuk "fans club" seperti dari Manado bahkan Papua, yang mendorongnya untuk maju sebagai calon presiden.

Mahfud mengatakan aspirasi itu bagus karena berbeda dengan masa lalu, di mana orang tidak berani mencalonkan diri sendiri atau orang lain sebagai presiden, selain Suharto.

"Dulu, kalau orang menyebut dirinya sendiri sebagai calon presiden atau mencalonkan orang lain maka dianggap gila dan ditangkap," tukasnya.

Namun, di era reformasi ini tidak ada lagi larangan tersebut.

Disinggung soal partai politik Mahmud mengatakan nanti saja, sebab jika ia menyatakan ingin maju maka sudah ada partai politik yang akan mendukungnya.

"Nanti kalau sudah memutuskan untuk maju berarti sudah ada partai," katanya.

(KR-RNI/C004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013