Bandarlampung (ANTARA News) - Hazian Aji, bayi usia dua bulan warga Pekon, Desa Pardasuka, Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu, membutuhkan bantuan sehubungan mengalami penyempitan usus yang membuat perutnya membengkak sebesar bola kaki.

Akibat penyempitan usus tersebut, putra kedua Jamhari (36) dan Dahlina (27), yang tinggal di RT 001 RW 008 Dusun Sukabandung, Pekon Pardasuka, Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu, Lampung itu, tidak bisa buang air besar.

"Perut Hazian terlihat membesar dan membengkak," ujar anggota Komunitas Lensa Pena Pringsewu, Diyan Reni Jayathi, saat dihubungi dari Bandarlampung, Jumat malam.

Kendati tidak bergerak di ranah sosial, Lensa Pena yang merupakan komunitas yang bergerak dibidang tulis menulis, jurnalistik, fotografi dan audio visual di Pringsewu, ujar Diyan lagi, mencoba mengajak sejumlah pihak untuk berkenan berbagi bagi untuk membantu Hazian.

Baik Jamhari atau Dahlina, kata Diyan menambahkan, mengaku tidak memiliki uang untuk bisa membawa putra keduanya tersebut ke rumah sakit.

Berdasarkan penuturan Dahlina, Hazian sebelumnya memang sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek (RSUAM), Kota Bandarlampung selama dua minggu.

"Tapi karena tidak memiliki uang untuk biaya keperluan selama menunggu disana, akhirnya Hazain mereka bawa pulang," ujar Diyan menjelaskan.

Hazain Aji, lahir 21 November 2012 dengan pertolongan bidan dan saat dilahirkan memiliki bobot 2,5 kg.

Setelah dilahirkan, Hazain harus di incubator. Saat usianya baru dua hari, Dahlina merasa curiga dengan benjolan pada pusar Hazain yang mengeluarkan nanah.

Kala usia Hazian menginjak satu bulan, perutnya mulai kelihatan membesar. Lambat laun, perut putranya itu terus membesar dan membengkak hingga sebesar bola kaki.

Akibat perutnya yang terus membesar, Hazian pun tidak bisa bernafas dengan lega disetiap tidurnya.

"Kalau sudah bangun dan nangis, sulit bisa tidur lagi. Kecuali kalau perutnya diusap-usap pelan-pelan," ucap Dahlina menambahkan.

Sebelum dirujuk ke RSUAM, kata Dahlina pula, Hazain sebelumnya dibawa ke RSUD Pringsewu.

Setiap buang hajat, Hazain sering menangis. Kotoran yang keluar dari lubang anusnya yang kecil hanya berupa cairan. Adapun untuk bisa tidur, Hazain terpaksa harus mengambil posisi setengah miring.

"Saya mau saja anak saya ini dibawa ke rumah sakit. Tapi bagaimana dengan biaya sehari-hari selama di rumah sakit mengingat suami saya hanya bekerja sebagai buruh tani," ujar Dahlina.
(KR-GTA)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013