“Waspada potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang akibat hujan lebat atau hujan dengan durasi lama,” kata Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Putri Rizki Afriza di Banda Aceh, Senin.
Ia menjelaskan, potensi curah hujan sedang hingga lebat di Aceh ini dipicu karena adanya belokan angin dan pertemuan angin terpantau di wilayah Aceh, serta menghangatkan suhu permukaan laut di wilayah Samudra Hindia bagian Barat Aceh.
Kondisi tersebut, menurut dia, dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Aceh. Akibatnya sejumlah wilayah berpotensi hujan yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.
Baca juga: Lion Air mendarat selamat di Aceh setelah RTB akibat cuaca buruk
Baca juga: Suhu cuaca Sabang 33 derajat celsius, BMKG imbau waspada kebakaran
Ia menjelaskan, dalam tiga hari ini, daerah-daerah yang diguyur hujan seperti Pidie, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang, Gayo Lues, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Bener Meriah, Banda Aceh, dan Aceh Besar, serta Aceh Singkil, dan Kota Subulussalam.
Sebab itu, BMKG mengimbau seluruh masyarakat Aceh agar selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Apalagi, Aceh sudah memasuki musim kemarau, sehingga perlu juga waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan.
“Kami imbau untuk tidak membakar sampah sembarangan, membuka lahan dengan membakar agar tidak menimbulkan titik panas dan juga kebakaran,” ujarnya.
Sementara untuk potensi gelombang laut, kata Putri, terpantau kondusif di wilayah Aceh dalam beberapa hari ke depan, yaitu antara 0,5 hingga 2,5 meter.
"Untuk lintas penyeberangan Banda Aceh-Sabang tinggi gelombang laut antara 0-2 meter, dan penyeberangan ke Simeulue antara 0-1,5 meter," ujarnya.
Baca juga: Cuaca panas picu kebakaran hutan dan lahan di Aceh Tamiang
Baca juga: BMKG: Waspadai gelombang 2,5 meter perairan wilayah kepulauan
Baca juga: BMKG prakirakan sebagian besar wilayah di Indonesia cerah berawan
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023
