Sihanoukville, Kamboja (ANTARA) - Kamboja memperingati 10 tahun Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (BRI) yang diprakarsai China dan menyoroti kontribusi besar inisiatif tersebut terhadap pembangunan sosial-ekonomi dan upaya pengentasan kemiskinan negara kerajaan itu.

Perdana Menteri (PM) Kamboja Samdech Techo Hun Sen dan Duta Besar China untuk Kamboja Wang Wentian menghadiri acara peringatan yang diadakan di Zona Ekonomi Khusus Sihanoukville (SSEZ), salah satu proyek unggulan BRI. Acara itu dihadiri oleh lebih dari 24.000 pekerja dari 175 pabrik di SSEZ tersebut.

"BRI sangat menguntungkan tidak hanya bagi Kamboja, tetapi juga bagi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) serta negara-negara partisipan lainnya," kata Perdana Menteri Kamboja Samdech Techo Hun Sen.

Hun Sen mengungkapkan bahwa di bawah BRI, banyak proyek besar, termasuk jalan, jembatan, pelabuhan, pembangkit listrik, jalan bebas hambatan, zona ekonomi khusus, bandara, dan stadion telah dilaksanakan di Kamboja.

Menurut dia, BRI sangat menguntungkan tidak hanya bagi Kamboja, tetapi juga bagi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) serta negara-negara partisipan lainnya.

BRI yang terdiri dari Sabuk Ekonomi Jalur Sutra dan Jalur Sutra Maritim Abad 21, diprakarsai oleh China pada 2013 dengan tujuan untuk membangun jaringan perdagangan dan infrastruktur yang menghubungkan Asia dengan Eropa dan Afrika di dalam dan di luar rute perdagangan Jalur Sutra kuno.

Selama satu dekade terakhir, 151 negara dan 32 organisasi internasional telah menandatangani dokumen di bawah kerangka kerja BRI.

Hun Sen mengatakan bahwa BRI dirancang untuk mendorong perdamaian, pembangunan, dan kemakmuran ekonomi bersama bagi negara-negara di kawasan itu dan dunia.

"Inisiatif ini telah menghadirkan kerja sama yang saling menguntungkan dan hasil win-win bagi semua pihak," kata Hun Sen.

Dengan tahun 2023 yang menandai 65 tahun hubungan diplomatik antara Kamboja dan China, Hun Sen mengatakan bahwa hubungan bilateral kedua negara telah mencapai titik tertinggi dalam sejarah, seraya menambahkan bahwa "persahabatan yang kuat" antara kedua negara "tidak dapat dipatahkan".

Duta Besar Wang mengatakan SSEZ, zona industri terbesar di Kamboja dalam hal skala dan tingkat okupansi, merupakan proyek model kerja sama praktis antara China dan Kamboja di bawah BRI.

"Zona ekonomi khusus ini telah menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sihanoukville dan menyediakan peluang kerja yang baik bagi warga setempat," ujar Wang.

Dalam acara tersebut, Hun Sen juga meresmikan pabrik General Tire Technology (Cambodia) senilai 300 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.897), yang merupakan anak perusahaan produsen ban China Jiangsu General Science Technology sekaligus pendatang baru di SSEZ.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023