Para penyerang ingin membunuh semua mereka di kendaraan itu, terutama polisi. Mereka menembak dia di kepala untuk memastikan ia tewas
Manila (ANTARA News) - Pemberontak komunis menyerbu truk pengangkut polisi dan penjaga keamanan sehingga menewaskan setidaknya sembilan orang dan mencederai enam lagi di Filipina tengah, Minggu.

Polisi dan penjaga keamanan desa itu dalam perjalanan pulang setelah bertugas pada perayaan di kota pulau Negro, Filipina tengah, sebelum fajar, ketika sekitar 30 pria bersenjata berat menembaki mereka, kata Inspektur Kepala Rico Santotome.

AFP melaporkan di antara mereka yang tewas adalah seorang polisi, enam penjaga desa, istri seorang penjaga desa dan sopir truk itu, kata juru bicara polisi itu.

Polisi menduga pemberontak Tentara Rakyat Baru (NPA) berada dibelakang serangan di kota pegunungan La Castellana-- salah satu dari serangan-serangan paling keras tahun ini.

Pemerintah mengharapkan perundingan perdamaian dimulai kembali dengan pemberontak, bahkan mengumumkan gecatan senjata Natal dengan pemberontak, tetapi dalam pekan-pekan belakangan ini NPA meningkatkan serangan terhadap para pedagang di desa dan pasukan keamanan.

Para pemimpin pemberontak mengundurkan diri dari perundingan perdamaian November 2011, setelah pemerintah menolak tuntutan-tuntutan mereka untuk membebaskan rekan mereka yang mendekam di penjara yang mereka akui adalah para penasehat perundingan-perundingan itu.

Kendati kedua pihak melakukan perundingan tingkat pejabat tinggi Desember lalu dan gencatan serta menyetujui senjata Natal, pertempuran dengan NPA--sayap militer pemberontak, terus berlangsung.

Pemberontak komunis itu telah melakukan pemberontakan bersenjata untuk merebut kekuasaan sejak tahun 1969 dan lebih dari 30.000 orang tewas dalam konflik itu, kata pemerintah.

Militer memperkirakan kekuatan NPA kini berjumlah sekitar 4.000 petempur, menurun tajam dari 26.000 orang pada puncaknya akhir tahun 1980-an.

(H-RN/B002)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013