Singapura (ANTARA) - Harga minyak memangkas kenaikannya di perdagangan Asia pada Rabu sore, tetapi masih dalam penawaran beli yang kuat, setelah persediaan AS dan pasokan bahan bakar diperketat dan peringatan dari menteri energi Saudi kepada spekulan, mendorong prospek pengurangan produksi OPEC+ lebih lanjut.

Minyak mentah berjangka Brent terakhir naik 74 sen atau 1,0 persen, menjadi 77,58 dolar AS per barel pada pukul 06.45 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 84 sen atau 1,2 persen, menjadi diperdagangkan pada 73,75 dolar AS per barel.

Brent awalnya naik sebanyak 1,03 dolar AS menjadi 77,87 dolar AS per barel dan WTI melonjak sebanyak 1,07 dolar AS menjadi 73,98 dolar AS per barel.

"Minyak mulai berubah bullish setelah ancaman Saudi terhadap short seller - mereka yang bertaruh bahwa harga akan turun," kata Edward Moya, analis senior di OANDA. Ia menambahkan bahwa Arab Saudi kemungkinan akan melakukan "apa pun untuk mempertahankan harga".

Kekhawatiran akan tekanan pasokan meningkat setelah menteri energi Arab Saudi mengatakan dia akan mempertahankan short seller "kesakitan" dan mengatakan kepada mereka untuk "hati-hati".

Beberapa investor menganggap itu sebagai sinyal bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, dikenal sebagai OPEC+, dapat mempertimbangkan pengurangan produksi lebih lanjut pada pertemuan 4 Juni.

Analis CMC Markets Tina Teng mengatakan dalam sebuah catatan pada Rabu bahwa harga minyak telah melonjak karena spekulasi bahwa OPEC+ dapat memangkas produksi lebih lanjut untuk menjaga stabilitas harga.

Juga mendorong harga minyak adalah data industri pada Selasa (23/5/2023) malam yang menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah dan bahan bakar AS turun tajam.

Persediaan minyak mentah turun sekitar 6,8 juta barel dalam pekan yang berakhir 19 Mei, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API). Persediaan bensin turun sekitar 6,4 juta barel, sedangkan persediaan sulingan turun sekitar 1,8 juta barel.

Jika data dari Badan Informasi Energi AS (EIA), yang dirilis pada Rabu waktu setempat, mengkonfirmasi angka API, persediaan bensin AS akan turun selama tiga minggu berturut-turut ke level pra-Memorial Day terendah sejak 2014.

"Jika itu dikonfirmasi dengan laporan EIA besok, kita bisa mulai melihat beberapa kekhawatiran resesi mereda," kata Moya dari OANDA.

Liburan Memorial Day di Amerika Serikat, tahun ini pada 29 Mei, secara tradisional menandai dimulainya puncak perjalanan musim panas di AS.

Di tempat lain, pasar masih mewaspadai diskusi plafon utang AS yang pada gilirannya meredam kenaikan harga minyak. Putaran lain pembicaraan plafon utang berakhir pada Selasa (23/5/2023) tanpa tanda-tanda kemajuan ketika tenggat waktu untuk menaikkan batas pinjaman pemerintah 31,4 triliun dolar AS atau risiko gagal bayar semakin dekat.


Baca juga: Minyak naik di awal sesi Asia di tengah kekhawatiran pasokan ketat
Baca juga: Rubel di dekat 80 terhadap dolar, tunggu dukungan pembayaran pajak
Baca juga: Minyak naik, pedagang perkirakan kemungkinan pengurangan produksi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023