Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya menegaskan pemasangan barikade (pembatas) dalam kegiatan Parade Bunga dan Budaya atau dikenal Surabaya Vaganza, pada Sabtu (27/5), bukan untuk membatasi warga dengan pejabat.

"Pemasangan barikade bertujuan untuk memberikan ruang supaya hasil karya peserta bisa dinikmati secara bersama-sama," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya M. Fikser di Surabaya, Jumat.

Menurut dia, saat kegiatan berlangsung di dalamnya tidak ada petugas. "Jadi petugas akan bergeser ke luar barikade. Petugas akan berada di sepanjang luar barikade itu," kata M Fikser.

Ia menambahkan, pemasangan barikade sebetulnya sejak dahulu telah dilakukan dalam berbagai kegiatan termasuk Surabaya Vaganza. Hanya saja ketika dulu, pemasangan barikade tidak sepanjang pada pelaksanaan Surabaya Vaganza tahun 2023.

Baca juga: Pemkot Surabaya pasang barikade di rute Parade Bunga dan Budaya

Baca juga: Dishub siapkan skema pengalihan arus lalu lintas saat Surabaya Vaganza


"Jadi dahulu di titik-titik yang tidak ada barikade itu tidak bisa dinikmati karena warga berjubel. Dahulu kita juga banyak menemukan persoalan di sana yang tidak dimuat di media. Ada yang pingsan, ada anak terpisah dengan ibunya. Jadi nanti kami coba atur lebih baik, sehingga warga tidak berkumpul hanya satu titik dan bisa merata," ujarnya.

Hal sama juga dikatakan Kepala Bidang Pengendalian Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Kota Surabaya, Irna Pawanti. Dia menjelaskan, pemasangan barikade bertujuan agar seluruh warga yang hadir bisa menikmati bersama. Sekaligus pula supaya pelaksanaan parade bisa berjalan dengan tertib dan lancar.

"Jadi kami tata pengamanan dengan semanusiawi mungkin. Pemasangan barikade itu supaya bisa tertib, sehingga warga yang datang, baik anak-anak atau sudah sepuh, tidak bercampur baur sehingga terkontrol," kata Irna.

Untuk mendukung kelancaran pengamanan, pihaknya juga berkolaborasi dengan sejumlah instansi terkait yakni, Kepolisian, TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Pemadam Kebakaran hingga Dinas Kesehatan.

"Akan ada 15 titik penyekatan dan 23 titik untuk pengamanan. Ke 23 titik (pengamanan) ini gunanya untuk mengatur jalur warga," ujar dia.

Irna membeberkan  15 titik lokasi penyekatan tersebut di antaranya, Jalan Genteng Kali, Jalan Tunjungan, Jalan Praban Sisi Barat, Jalan Tanjung Anom, Jalan Genteng Besar, Jalan Kenari, U-Turn Embong Malang, U-Turn Gubernur Suryo, Taman Apsari Sisi Barat, Kantor Pos Taman Apsari, Air Mancur Alun-alun, Jalan Yos Sudarso, Jalan Pahlawan serta Jalan Kramat Gantung.

"Jadi nanti akan dipasang barikade tapi tetap ada di tikungan tertentu yang tidak ada barikadenya untuk akses warga dan itu sebagai fungsi kontrol. Intinya tidak membuat warga terkumpul di (satu titik) sisi luar," kata Irna.

Ia juga memastikan bahwa pemasangan barikade ini bukan untuk membedakan. Namun, ditujukan supaya jalannya Parade Bunga dan Budaya berjalan dengan tertib. Termasuk pula agar para peserta parade tidak bercampur dengan warga atau penonton.

"Jadi kami akan ada barikade dalam rangka bukan membedakan, tetapi membuat tertib sehingga semua sama-sama bisa melihat," katanya.*

Baca juga: Belasan mobil hias meriahkan Surabaya Vaganza 2022

Baca juga: Saat pawai bunga-budaya HUT Surabaya, Jalan Tunjungan ditutup

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023