Jakarta (ANTARA) - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengintensifkan upaya-upaya antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, menghadapi kemungkinan ancaman El Nino pada Juni 2023.

“Tahun ini kesiapsiagaan dan kehati-hatian perlu kita tingkatkan terkait dengan kemungkinan ancaman el nino. Karena itu kami memandang penting untuk kita bertemu pada hari ini,” ujar Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna A. Safitri dalam Lokakarya Kebakaran Hutan dan Lahan di IKN, Balikpapan, Kaltim, Jumat, sebagaimana keterangan diterima di Jakarta, Jumat.

Myrna menjelaskan bahwa OIKN telah merumuskan langkah-langkah strategis bersama berbagai pemangku kepentingan terkait untuk mengantisipasi ancaman El Nino, bahkan sejak Februari 2023.

“Sebelumnya sejak Februari upaya-upaya untuk membicarakan dan merumuskan langkah-langkah taktis strategis untuk pengendalian kebakaran hutan dan lahan di IKN telah kami lakukan bersama dengan beberapa stakeholders (pemangku kepentingan) yang lain. Namun, semakin mendekati bulan Juni, Juli, dan Agustus, upaya ini perlu kita intensifkan kembali,” ujarnya.

Saat ini terdapat tiga lokus yang menjadi perhatian OIKN. Pertama, di lokasi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) dimana kegiatan pembangunan infrastruktur sedang dipusatkan. Kedua, di Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, dan ketiga, pada area di luar dua wilayah tersebut yang diketahui sebagai area rawan terbakar atau lokus kebakaran berulang pada masa sebelumnya.

“Kami sangat menyadari bahwa para pihak yang di Kalimantan Timur sudah menunjukkan upaya-upaya kesiapsiagaan tersebut, baik dari dinas, OPD yang lain, BPBD, TNI, POLRI, upaya-upaya itu terus ditingkatkan. Di dalam lokakarya ini kami mohon kesediaan ibu dan bapak untuk mengaitkan upaya pengendalian karhutla di wilayah IKN pada strategi besar pengendalian besar di Kalimantan Timur,” kata dia.

Dalam kesempatan itu, Kedeputian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN turut mengundang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Daerah Lingkup Provinsi Kalimantan Timur, Masyarakat Peduli Api Kalimantan Timur; TNI, Polri, PT. ITCI, dan tim Asian Development Bank support OIKN untuk memperkuat sinergi dan koordinasi.

“Kita akan mencoba fokus di area KIPP dan KIKN khususnya untuk merestorasi dan konservasi alam, termasuk salah satunya pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Harapannya ke depan ada satu forest command center dimana di situ menjadi pusat pengelolaan hutan untuk mencegah kebakaran hutan atau perlindungan keanekaragaman hayati dan lainnya,” kata Direktur Pemanfaatan Pengembangan Kehutanan dan Sumber Daya Air OIKN Pungky Widiaryanto.

Meskipun dua tahun terakhir tidak banyak kasus kebakaran hutan, OIKN bersama pihak-pihak terkait akan terus melakukan pencegahan, terlebih untuk mengantisipasi adanya kemarau panjang.

Terdapat empat strategi yang akan dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan. Pertama, menentukan lokus kegiatan.

Kedua, koordinasi perencanaan tahunan bersama. Ketiga, koordinasi implementasi pencegahan dan penanggulangan, dan terakhir, pengawasan, evaluasi dan pembelajaran bersama.

Menurut keterangan dari Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin, secara umum awal musim kemarau di Kalimantan Timur terutama di sekitar IKN berada di periode Juni akhir atau awal Juli 2023.

Sementara curah hujannya relatif lebih kering, sehingga dapat diprediksikan bahwa kemarau tahun ini akan lebih kering, dan puncak kemaraunya pada bulan Agustus-September.

“Ini tentunya harus menjadi kewaspadaan bersama. Ketika kita akan memasuki awal musim kemarau, kemudian menjelang periode puncaknya di Agustus-September, kita sudah melakukan koordinasi yang cukup intens, ini yang kita perlukan,” kata Miming.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Pungky akan berkoordinasi dengan BMKG untuk menyiapkan sistem peringatan dini kebakaran hutan dan lahan di IKN.

Turut hadir dalam lokakarya tersebut Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Thomas Tandi Bua; Direktur Mitigasi Bencana BNPB Berton Panjaitan; Kepala Bidang Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur Rusmadi.

Baca juga: PUPR menyiapkan lahan siap bangun di Sub-WP 1B dan 1C KIPP IKN
Baca juga: Kepala Otorita: IKN akan dibangun menjadi kota hutan berkelanjutan
Baca juga: Otorita: Pembangunan IKN Nusantara perhatikan kelestarian satwa liar
Baca juga: BMKG: 50-60 persen El Nino berpeluang terjadi pada semester dua 2023


Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023