Jakarta (ANTARA) - Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa kapasitas Literasi Digital masyarakat Indonesia dinilai “sedang” yaitu sebesar 3.54 dari 5.00.

Merespons hal tersebut, Kemenkominfo berkolaborasi dengan sejumlah lembaga pendidikan dan perguruan tinggi di Indonesia untuk melakukan literasi kepada masyarakat di sektor pendidikan mengenai materi yang didasarkan pada empat pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Kementerian Kominfo RI, Bambang Tri Santoso mengatakan bahwa literasi digital yang dijalankan oleh Pandu Digital menargetkan lima sektor yaitu pendidikan, desa, petani/nelayan, UMKM dan pariwisata.

"Kemenkominfo juga menyiapkan modul sebagai acuan dalam peningkatan kapasitas digital bagi lima sektor target tersebut, Kemenkominfo memiliki target jumlah masyarakat terliterasi digital, untuk tahun ini di sektor pendidikan sedikitnya kami berharap ada 250.000 insan pendidikan yang terliterasi digital melalui perguruan tinggi dan Sekolah Menengah Kejuruan di seluruh Indonesia," kata Bambang dalam siaran pers pada Sabtu.

Baca juga: Teknologi AI makin marak, Disdik DKI Jakarta latih guru dan kepsek

Kali ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia bekerja sama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Sumatera Selatan menyelenggarakan kegiatan Training of Trainer (ToT) Pembentukan Pandu Digital Sektor Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan pada Jumat (19/5).

"Dengan adanya kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan keterampilan tenaga pendidik, agar kemampuan guru dalam mengoperasikan teknologi digital juga tidak tertinggal oleh peserta didik atau muridnya,” kata Rektor UPGRIP, Dr. Bukman Lian, M.M., MSi.

Kegiatan dilaksanakan secara hybrid di Gedung Business & Science Center Universitas PGRI Palembang dan diikuti oleh kurang lebih dari 140 peserta luring dan daring yang terdiri atas guru dan tenaga pendidik di Provinsi Sumatera Selatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam literasi digital dengan menjadi pendamping pemanfaatan TIK. Kegiatan ini juga diharapkan dapat membuka kesempatan peningkatan kapasitas bagi guru dan tenaga pendidik dalam bentuk pelatihan dari praktisi TIK.

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi pemaparan dari para narasumber yaitu Praktisi IT dan Founder Edukasi4id, Michael S. Sunggiardi dan Ketua Umum Relawan TIK (RTIK) Indonesia dan Pandu Digital Utama, Fajar Eri Dianto.

Baca juga: Kemenkominfo latih guru SMK jadi talenta digital di Kabupaten Blitar

Michael S. Sunggiardi menjelaskan empat langkah dalam menuju SDM yang unggul bagi Indonesia, pertama adalah dengan mengubah cara memahami teknologi, yang kedua yaitu mengubah cara penerapannya, selanjutnya berkegiatan dengan berpikir menggunakan cara lateral thinking, dan yang terakhir adalah dengan meningkatkan kewirausahaan.

"Jika dua dari empat langkah ini bisa dikuasai oleh anak didik kita, insyaAllah nanti anak didik kita bisa menjadi peserta didik yang berkualitas,” kata Michael.

Fajar Eri Dianto menyampaikan bahwa empat pilar literasi digital harus dikuasai oleh siswa-siswi di Provinsi Sumatera Selatan guna menjadi talenta digital yang cakap untuk masa depan, Fajar juga memberikan contoh hal-hal yang bisa dihindari dengan penerapan empat pilar literasi digital.

"Siswa itu harus bisa menguasai empat pilar literasi digital, karena kalau tidak bisa menguasainya dapat membawa dampak yang buruk bagi siswa itu sendiri atau bahkan dunia pendidikan. Misalkan contohnya ada siswa yang salah chat, salah posting, salah emote yang akhirnya bisa merugikan dia atau bahkan tenaga pendidiknya, maka dari itu hal ini harus dihindari dengan menerapkan pilar-pilar literasi digital di kehidupan sehari-hari," kata Fajar.

Baca juga: Penerapan Pancasila di ruang digital demi jaga persatuan

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023