Ada banyak sumber pangan lokal, rempah-rempah yang melezatkan dan menyehatkan, serta potensi pangan berlebih dari dunia usaha di Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Organisasi sosial Foodbank of Indonesia (FOI) mengajak para ibu dan penggiat kuliner untuk meningkatkan gizi keluarga dan mengatasi kelaparan dengan mengolah pangan berlebih serta rempah yang tumbuh di sekitar rumah.
 
Pendiri FOI, Hendro Utomo dalam keterangan di Jakarta, Ahad mengatakan ada banyak sumber pangan lokal, rempah-rempah yang melezatkan dan menyehatkan, serta potensi pangan berlebih dari dunia usaha di Indonesia.
 
"Dua pertiga wilayah Indonesia adalah laut yang kaya ikan, kita punya keanekaragaman umbi-umbian paling kaya di dunia, sayuran dan buah lokal tumbuh di seluruh tanah Indonesia yang subur," katanya.
 
Pada Jumat (27/5) 2023, FOI melalui Dapur Mustikarasa menggelar kegiatan memasak menggunakan bahan pangan lokal dan rempah-rempah khas Indonesia. Kampanye yang melibatkan para ibu dan anak-anak itu berlokasi di Museum Bahari, Jakarta Utara.
 
Ia menyatakan pada 1.000 hari pertama kehidupan menjadi masa yang menentukan dalam membangun sumber daya manusia unggul. Ketercukupan pangan dan gizi mempunyai peran yang penting dalam tumbuh kembang generasi penerus.
 
Di Indonesia, kata dia, permasalahan pangan menyebabkan permasalahan gizi buruk pada ibu dan anak.
 
Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, katanya, prevalensi tengkes menyentuh angka 21,6 persen yang menjadikan Indonesia urutan ketiga setelah Myanmar (35 persen) dan Vietnam (23 persen) di wilayah Asia Tenggara.

Kasus kelaparan bila ditelisik lebih jauh, kata dia, disebabkan karena keterbatasan daya beli terhadap makanan bergizi dan perubahan preferensi pangan generasi masa kini yang membuat tren membeli makanan menjadi lebih sering ketimbang mengolah makanan secara mandiri.
 
Pergeseran preferensi itu, kata Hendro Utomo, dapat dipicu karena kurangnya pengetahuan terhadap sumber pangan dan rempah sekitar tempat tinggal, serta gaya hidup yang serba praktis.
 
Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Lenny Rosalin, mengatakan perempuan yang berdaya adalah kekuatan bagi kemajuan bangsa.
 
Dia mengungkapkan sekitar 49,5 persen dari total penduduk Indonesia adalah perempuan. Jumlah itu menunjukkan bahwa populasi perempuan mencapai setengah dari kekuatan sumber daya manusia.
 
"Negara membutuhkan perempuan-perempuan yang mandiri dan berdaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan keluarga Indonesia. Perempuan menjadi aktor kunci dalam pemenuhan pangan bagi keluarga mulai dari hulu sampai hilir," katanya.
 
Semua pihak, katanya, harus berkolaborasi untuk mewujudkan ketahanan pangan dan menyelesaikan permasalahan terkait sampah makanan.
 
Selama lima tahun terakhir, FOI telah berkolaborasi dengan Super Indo untuk menyelamat pangan berlebih agar tidak terbuang sia-sia.
 
Deputi Bidang Ketersediaan Pangan dan Stabilisasi Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), I Gusti Ketut Iswara, mengatakan diversifikasi pangan juga bisa diupayakan melalui pemanfaatan pangan sekitar.
 
"Food waste adalah permasalahan yang harus kita selesaikan bersama karena ada potensi dari pangan berlebih yang kita hasilkan untuk mencapai ketahanan pangan," katanya.

Baca juga: Bapanas: Konsumsi padi-padian, minyak-lemak nasional terlalu berlebih

Baca juga: NFA luncurkan Mobil Logistik Pangan salurkan pangan berlebih

Baca juga: SOS distribusikan makanan berlebih layak konsumsi dari G20

Baca juga: FOI: Surat kepada Gubernur DKI soal makanan berlebih disambut positif

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023