Singapura (ANTARA) - Kementerian Ekologi dan Lingkungan China pada Senin menyebut Mongolia sebagai sumber utama badai pasir yang terjadi di China utara pada Januari-April dan mungkin berkontribusi 70 persen debu yang beterbangan di atas Beijing.

Wilayah utara China rutin dilanda badai pasir parah pada musim semi yang kondisinya diperburuk oleh penebangan hutan dan suhu regional yang lebih tinggi. Negara itu telah berupaya untuk melindungi kota-kota besarnya dengan menanam hutan baru yang dikenal sebagai "shelterbelts" (penahan angin).

Namun, karena badai pasir meningkat lagi sejak 2017, fokus upaya tersebut kemudian berpindah ke negara tetangganya, Mongolia, di mana perubahan iklim serta aktivitas merumput dan penambangan yang berlebihan telah menyebabkan kondisi kian memburuk.

China mengalami 12 badai besar pasir dan debu selama empat bulan pertama 2023, kata Jiang Huohua, wakil kepala kantor pengawasan Kementerian Ekologi dan Lingkungan China.

"Beberapa badai besar debu terjadi pada musim semi ini, dan sumber utamanya secara garis besar adalah Gurun Gobi di Mongolia selatan dan sumber pasir di barat laut negara kami," tambahnya.

"Analisis ahli memperkirakan bahwa Mongolia bisa berkontribusi hingga 70 persen konsentrasi debu di Beijing dan lebih dari 50 persen konsentrasi debu di China utara, tengah, timur dan lainnya," katanya.

Sekitar 77 persen dataran Mongolia dikategorikan telah terdegradasi karena perubahan iklim dan aktivitas merumput yang berlebihan, menurut penilaian pada 2021 seperti dikutip oleh Badan Program Pembangunan PBB (UNDP).

Negara itu juga mencatat rata-rata peningkatan suhu 2,2 derajat Celsius pada 1940-2015 dengan curah hujan berkurang 7 persen pada periode yang sama, menurut studi ilmiah pada 2021.

Mongolia telah berjanji untuk menanam satu miliar pohon pada 2021 -2030, tetapi para pejabat di Ulan Bator pada bulan ini mengeluh bhwa pemerintah belum memberikan pendanaan yang cukup, menurut laporan kantor berita Montsame.

China dan Mongolia telah bersepakat untuk memperkuat kerja sama pencegahan dan pengendalian badai pasir pada pertemuan Menteri Luar Negeri China Qin Gang dan Menlu Mongolia Batmunkh Battsetseg di Beijing bulan ini.

Sumber: Reuters

Baca juga: Mongolia Dalam tempati urutan pertama dalam upaya aforestasi China
Baca juga: Perbatasan China terancam kebakaran padang rumput Mongolia

Penerjemah: Raka Adji
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023