Saya percaya bahwa kita harus mendengarkan aspirasi masyarakat miskin.."
Monrovia (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Panel Tingkat Tinggi PBB di Monrovia, Liberia, Jumat, menyampaikan pengalaman Indonesia yang terus memerangi kemiskinan dengan penekanan kuat pada pembangunan manusia.

"Kami punya strategi dan taktik dalam mengentaskan kemiskinan. Itulah yang kami bagi pengalamannya kepada Panel," kata Yudhoyono dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf dan Perdana Menteri Inggris David Cameron seusai pertemuan Panel Tingkat Tinggi PBB untuk perumusan agenda pembangunan pengganti Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs).

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Cameron dan Sirleaf mengetuai bersama Panel Tingkat Tinggi PBB tersebut dengan anggota 27 tokoh dunia lain dari berbagai kalangan.

Pengalaman setiap negara dalam memberantas kemiskinan, menurut Kepala Negara, sudah disampaikan dalam beberapa kali pertemuan Panel Tunggi PBB, termasuk pertemuan ketiga di Monrovia ini. Pertemuan keempat akan berlangsung bulan Maret 2013 di Bali yang akan memberi rumusan akhir sebelum disampaikan kepada Sekjen PBB Ban Ki Moon di New York bulan Mei 2013.

SBY dalam konferensi pers itu menegaskan pentingnya pengentasan kemiskinan dalam agenda pembangunan pengganti Millennium Development Goals (MDGs) yang akan berakhir tahun 2015. "Kita harus terus memerangi kemiskinan dalam berbagai bentuknya pada periode pasca 2015," tegasnya.

Sebelumnya, saat memberi sambutan di depan panel yang berasal dari 24 negara, SBY mengajak anggota panel untuk mendengarkan aspirasi masyarakat miskin. Presiden meminta agar agenda pembangunan pengganti MDGs tidak mengabaikan kebutuhan masyarakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan.

"Saya percaya bahwa kita harus mendengarkan aspirasi masyarakat miskin dan memenuhi kebutuhan mereka," tegas SBY.

Yudhoyono menekankan, kemitraan di dalam negeri maupun antarnegara dalam mencapai agenda pembangunan berkelanjutan. SBY mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk membangun kemitraan yang efektif dalam rangka menyukseskan agenda pembangunan.

"Perlu kerja sama dan mendengarkan analisis sektor bisnis, masyarakat sipil, dan akademisi," tandas Presiden SBY.

(A017/Z002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013