"Kuba adalah negara yang sedang bergerak maju."
Havana (ANTARA News) - Seorang pejabat senior Kuba pada Sabtu mengecam Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, yang menyarankan peningkatan penerapan hak asasi manusia di Kuba dan menganggap kebijakan negara komunis itu telah usang.

Kepala Hubungan Luar Negeri Amerika Utara Kementerian Luar Negeri Kuba, Josefina de la Caridad Vidal Ferreiro, kepada AFP mengatakan bahwa perkataan Obama tidak akan membawa negaranya ke arah yang lebih baik lagi.

"Sangat disayangkan bila Presiden Obama terus memberikan saran yang buruk dan tidak sesuai dengan kehidupan dan perasaan rakyat Kuba. Meskipun dia berusaha menormalkan hubungan kedua negara," kata Vidal.

Merujuk pada reformasi yang dicanangkan Presiden Raul Castro, Vidal mengatakan, "Kuba adalah negara yang sedang bergerak maju."

Dalam sebuah tanya jawab di televisi Telemundo pada Rabu, Obama menekankan jika Washington terbuka untuk hubungan yang lebih baik dengan Havana setelah embargo ekonomi selama setengah abad.

"Hubungan itu akan menjadi jalur dua arah," kata Obama.

Dia menyinggung masalah tahanan politik yang menghuni penjara Kuba, serta kebebasan pers dan berserikat.

Kuba sebagai mantan musuh Perang Dingin AS tidak memiliki hubungan diplomatik penuh dengan beberapa negara sejak 1961. Negara komunis itu juga mendapati embargo ekonomi AS sejak 1962.

Kuba menerapkan pembatasan kritik dari rakyat, pengekangan media dan pengendalian akses internet.

"Sekaranglah waktunya untuk masuk ke abad ke-21," kata Obama.

"Perumpamaan mobil yang dibuat pada 1950, politik yang diterapkan selama 50 atau 60-an tahun tentu sudah tidak akan berjalan dengan baik."

Namun, Vidal membalas perkataan Obama, "Satu-satunya yang tidak pernah berubah selama 50 tahun adalah kebijakan Amerika Serikat."

Dalam upaya menghidupkan perekonomian negara, Presiden Raul Castro mencoba melakukan legalisasi pasar properti dan mengijinkan bisnis pribadi.

Kuba juga mengijinkan penduduknya bepergian keluar negara sejak pertama kalinya tanpa mekanisme berbelit dan mahal.

Sementara itu, hubungan AS-Kuba nampak membaik sejak Obama menjadi presiden AS pada 2009.

Namun, Kuba masih belum memutuskan pelepasan Alan Gross, seorang kontraktor dari Departemen AS yang mendekam selama 15 tahun di penjara karena dianggap melakukan tindakan kriminal melawan negara.

Kuba bersedia melepaskan Alan asalkan AS bersedia membebaskan lima tahanan Kuba yang ditahan Washington. Tetapi AS tidak bersedia meluluskan keinginan negara komunis itu.
(Uu.A061/H-AK)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013