dividen tunai akan dibayarkan selambat-lambatnya 30 hari setelah ditetapkan dalam RUPST
Jakarta (ANTARA) - Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyetujui pembagian dividen tunai senilai 228,36 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara 70 persen dari laba bersih tahun buku 2022.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PGN, Fadjar Harianto Widodo menyampaikan dividen tunai akan dibayarkan selambat-lambatnya 30 hari setelah ditetapkan dalam RUPST pada hari ini di Jakarta, Selasa.

Dia melanjutkan sebesar 97,87 juta dolar AS dari sisa laba bersih perseroan akan digunakan sebagai cadangan, termasuk untuk mendukung kegiatan operasional dan pengembangan perseroan.

Selain itu, dalam RUPST, perseroan juga memutuskan untuk mengangkat Arief Setiawan Handoko sebagai Direktur Utama yang baru menggantikan Haryo Yunianto

Arief Setiawan Handoko sebelumnya menjabat sebagai Deputi Keuangan dan Monetisasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas).

Kemudian, perseroan juga mengangkat Harry Budi Sidharta sebagai Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis, yang sebelumnya dijabat oleh Heru Setiawan.

Dalam kesempatan ini, PGN juga menyetujui memberikan wewenang dan kuasa kepada Pemegang Saham Seri B Terbanyak untuk menetapkan besarnya tantiem/ insentif khusus atas kinerja tahun 2022.

Selain itu, menetapkan gaji/ honorarium, tunjangan, dan fasilitas bagi anggota untuk Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk Tahun Buku 2023 setelah terlebih dahulu berkonsultasi kepada Kementerian BUMN selaku institusi Pemegang Saham Seri A Dwiwarna.

Ke depan, rencana yang akan dilakukan PGN, diantaranya melalui peningkatan lifting migas, dukungan alih kelola Blok Rokan melalui pembangunan pipa minyak Rokan, gasifikasi kilang-kilang Pertamina untuk mendukung efisiensi kilang, diantaranya Senipah- Balikpapan yang targetnya akan mulai beroperasi pada kuartal III-2023.

Pengembangan LNG dan CNG retail di wilayah yang belum memiliki jaringan pipa gas, serta Jargas Rumah Tangga untuk mengurangi impor LPG. Selain itu, PGN berupaya untuk perluasan wilayah bisnis ke skala internasional melalui kegiatan LNG Trading.

“Pada proyek jargas, PGN terus menjalankan pengembangan. PGN telah menyusun roadmap pembangunan jargas yang dapat membantu mengurangi subsidi dan Impor LPG sampai dengan 57,5 juta tabung LPG di tahun 2026,.” kata Sekretaris PGN Rachmat Hutama.


Baca juga: RUPST PGN angkat Arief Setiawan Handoko jadi direktur utama
Baca juga: PGN Subholding Gas Pertamina gandeng JNE implementasikan konversi BBG
Baca juga: PGN Subholding Gas Pertamina bukukan laba bersih 86 juta dolar AS


Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023