Kalau kami, rata-rata menangani IPO dengan aset di atas 200 juta dolar AS (per perusahaan), mungkin size untuk tahun ini bisa sekitar 2 sampai 3 miliar dolar AS,
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama BNI Sekuritas Agung Prabowo menyampaikan bahwa BNI Sekuritas akan mengantarkan sejumlah perusahaan untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 2023 ini dengan total aset mencapai 2 miliar hingga 3 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

"Kalau kami, rata-rata menangani IPO dengan aset di atas 200 juta dolar AS (per perusahaan), mungkin size untuk tahun ini bisa sekitar 2 sampai 3 miliar dolar AS," ujar Agung di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu.

Dia mengungkapkan, berbagai perusahaan yang sedang berada dalam antrean IPO BNI Sekuritas, mulai dari perusahaan sektor properti hingga transportasi.

"Pipeline selain Amman (PT Amman Mineral International Tbk (AMMN), ada mining (pertambangan) lumayan banyak, ada properti, ada ritel yang elektronik, jadi lumayan aktif, ada transportasi," ujar Agung.

Baca juga: BNI Sekuritas gelar BIONS Cuanpionship ke-2 total hadiah Rp1 miliar

Hingga 26 Mei 2023, BEI mencatat terdapat 43 perusahaan dalam antrean atau pipeline yang akan melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO pada tahun ini.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan sebanyak empat perusahaan memiliki aset skala kecil, dengan nilai aset di bawah Rp50 miliar.

Kemudian, sebanyak 26 perusahaan memiliki aset skala menengah dengan nilai aset antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar dan sebanyak 13 perusahaan memiliki aset skala besar, dengan nilai aset di atas Rp250 miliar.

Baca juga: BNI menjelaskan strategi bangun ekonomi inklusif sisi perbankan

Terkait pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di dalam negeri yang sedang lesu, Agung optimistis apabila berbagai masalah di AS sudah mereda, arah pasar modal Indonesia akan berbalik menguat. "Kalau gonjang-ganjing di AS mulai mereda, itu pasar akan berbalik arah cukup cepat," ujar Agung.

Menurutnya, sentimen dari dalam negeri sebenarnya cenderung positif seiring dengan kondisi fiskal dan moneter yang cenderung baik sepanjang 2023 ini. “Di dalam, semua faktor makro itu sangat kuat, kita melalui pandemi sangat baik, fiskal juga sehat, monetary policy juga diuji dan bagus,” ujar Agung.

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023