Tokyo (ANTARA) - Sebagian besar pasar saham di kawasan Asia Pasifik naik pada perdagangan Kamis, di tengah surutnya spekulasi kenaikan suku bunga AS bulan ini dan kelegaan atas pengesahan RUU untuk menangguhkan plafon utang federal oleh Dewan Perwakilan Rakyat AS.

Perubahan mengejutkan terhadap pertumbuhan untuk aktivitas pabrik China juga memberikan dorongan terhadap sentimen, dalam tanda positif yang jarang terjadi baru-baru ini untuk pemulihan pascapandemi negara tersebut. Harga minyak mentah bangkit kembali dari posisi terendah empat minggu.

Dolar AS merosot ke level terendah satu minggu versus yen dan bertahan di dekat level terendah Rabu (31/5/2023) selama lebih dari dua bulan terhadap euro. Sementara imbal hasil obligasi pemerintah naik tipis dari terendah hampir dua minggu.

Indeks MSCI saham Asia-Pasifik terluas terangkat 0,82 persen, rebound setelah menyentuh level terendah sejak 22 Maret di sesi sebelumnya. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia ditutup menguat 0,27 persen.

Nikkei Jepang menambahkan 0,84 persen pada akhir perdagangan, sementara Hang Seng Hong Kong ditutup naik 0,07 persen, dan indeks saham unggulan China daratan CSI300 berakhir 0,22 persen lebih tinggi.

Kontrak berjangka e-Mini S&P 500 AS naik 0,12 persen.

DPR yang terpecah meloloskan undang-undang untuk menangguhkan plafon utang 31,4 triliun dolar AS - dan mencegah bencana gagal bayar - dengan dukungan mayoritas dari Partai Demokrat dan Republik, memicu optimisme bahwa itu dapat melewati Senat sebelum akhir pekan.

"Ini telah dilakukan dengan mayoritas yang sangat besar, jadi ada cukup dukungan bipartisan sehingga sangat sulit untuk percaya ini tidak akan menjadi formalitas di Senat," kata Ray Attrill, kepala strategi valuta asing di National Australia Bank.

"Apa yang dilakukan adalah mengalihkan perhatian ke data yang masuk dan pertemuan Fed bulan ini," tambah Attrill.

Pasar uang saat ini memiliki peluang sekitar 38 persen untuk kenaikan dari Fed pada 14 Juni, berayun kembali dari sekitar 70 persen pada hari sebelumnya.

Namun, tak lama setelah itu, Jefferson dari Fed mengatakan melewatkan kenaikan suku bunga dalam dua minggu akan memberikan waktu bagi pembuat kebijakan untuk melihat lebih banyak data sebelum membuat keputusan. Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker juga mengatakan pada Rabu (31/5/2023) bahwa untuk saat ini dia cenderung untuk mendukung "melewatkan" kenaikan suku bunga.

Data ketenagakerjaan yang diawasi lebih ketat akan dirilis minggu ini, dengan survei ADP diikuti oleh laporan penggajian non-pertanian bulanan pada Jumat (2/6/2023).

"Ini merupakan retracement yang cukup kuat dalam hal ekspektasi pasar untuk pertemuan Juni, dan itu bertentangan dengan data," kata Tony Sycamore, analis pasar di IG Markets.

"Saya menduga mereka ingin menunggu, tapi saya tidak yakin," katanya. "Saya pikir kemungkinannya lebih dekat ke 50/50."

Dolar tergelincir ke level terendah sejak 25 Mei di 138,96 yen di awal sesi Asia, tetapi rebound sebesar 0,24 persen di 139,655 mendekati pagi Eropa.

Euro turun 0,08 persen menjadi 1,06785 dolar, bergerak kembali ke level terendah Rabu (31/5/2023) di 1,0635 dolar, level yang terakhir terlihat pada 20 Maret.

Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun naik tipis menjadi 3,6733 persen di Tokyo, setelah merosot ke 3,6140 persen semalam untuk pertama kalinya sejak 18 Mei.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus naik 35 sen atau 0,48 persen menjadi 72,95 dolar AS per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 27 sen atau 0,4 persen menjadi 68,36 dolar AS per barel.

Baca juga: Saham Asia dan yuan merosot karena data hancurkan harapan China
Baca juga: IHSG melemah di tengah penguatan mayoritas bursa kawasan Asia
Baca juga: Saham Asia sebagian besar dibuka menguat karena kesepakatan utang AS

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023