....maka akan lebih ringan dalam mencicil KUR"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarifuddin Hasan mengatakan pemerintah akan menerapkan sistem bunga baru untuk kredit usaha rakyat (KUR), yaitu bunga flat (tetap) dan dikenakan per bulan.

"Untuk segmen mikro yang awalnya 22 persen per tahun menjadi 0,95 persen per bulan. Sedangkan ritel dari 13 persen per tahun menjadi 0,57 per bulan," kata Syarif Hasan seusai rapat koordinasi mengenai KUR di kantor Kementerian Perekonomian di Jakarta, Selasa.

Kebijakan itu, menurut dia, dimaksudkan agar KUR bisa menjangkau masyarakat di pelosok dengan bunga ringan.

Dengan tingkat baru baru itu, berarti pemerintah telah memangkas setengah dari bunga yang dikenakan pada tahun lalu.

Pada tahun lalu, bunga KUR ritel sebesar 13 persen sampai dengan 15 persen per tahun kini menjadi 6,84 persen setahun. Sementara bunga KUR mikro dari semula 22 persen hingga 24 persen menjadi hanya 11,4 persen per tahun.

"Masyarakat banyak yang meminjam hanya beberapa bulan. Dengan bunga yang kecil ini, maka akan lebih ringan dalam mencicil KUR," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah menargetkan penyaluran Kredit usaha Rakyat (KUR) Rp36 triliun tahun ini, naik dari Rp34 triliun pada 2012.

"Tahun ini, KUR tersebut akan dibagi ke bank penyalur KUR yaitu BRI Rp 19 triliun, BNI Rp 4,7 triliun, Bank Mandiri Rp 3,6 triliun, Bank Bukopin Rp 450 miliar, Bank Syariah Mandiri Rp 1,5 triliun, BNI Syariah Rp 200 miliar, BTN Rp 1,2 triliun, dan 26 Bank Pembangunan Daerah seluruh tanah air Rp 5,25 triliun," ujarnya.

Menurut dia, KUR akan dioptimalkan ke sektor hulu sebesar 34 persen sehingga dominasi dari sektor hilir yang meliputi perdagangan dapat berkurang.

"Sektor hulu, seperti pertanian, perikanan, dan perkebunan, sudah meningkat cukup pesat. Ini dibutuhkan agar serapan tenaga kerja hulu lebih besar," kata dia.

KUR ke depan, kata dia, juga akan disertakan dalam Master Plan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Indonesia (MP3KI).

"Kedepan, KUR tidak berhenti pada sisi kredit saja, tapi kita kaitkan dengan pengentasan kemiskinan. Instrumen KUR nanti kita selipkan di MP3KI. Kita memaknai sebagai financial inclusion," ujarnya.

(*)

Pewarta: Oleh Azis Kurmala
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013