Musisi nominasi Grammy itu tampil memegang gitar bersama grupnya dengan komposisi Petar Janjic sebagai drum, Kevin Gastonguay dengan keyboard, Kenni Holmen memegang saxophone sekaligus flute, dan lima personel lainnya yang menyuarakan terompet, klarinet, dan trombon.
"Apa kabar Jakarta?," kata Wong sembari asyik dengan gitarnya.
Wong dan tim naik ke atas panggung sekitar pukul 20.00 WIB kompak mengenakan bomber berwarna biru navy.
Baru saja tirai dibuka, Wong dan tim dengan enerjik menikam alat musiknya hingga membuat jantung berdegup kencang mengikuti irama yang begitu memukau dari senjata pertamanya “Assassin”.
Tanpa ragu, Wong mempertontonkan kelihaian jemarinya memetik satu-persatu senar gitar elektrik yang berwarna senada dengan setelannya malam ini.
Baca juga: Kolaborasi Dira-Ron King-Mery Kasiman mainkan repertoir Burt Bacharach
Tak mau kalah, kedelapan personel lainnya melarah satu-persatu memamerkan kepiawaiannya di atas panggung dengan harmonisasi cord yang menakjubkan dan lampu sorot yang dramatis.
"Masih bersenang-senang? Mari kita lanjutkan," kata musisi kelahiran 1985 itu.
Sontak para penonton yang tak henti menghentakkan kaki itu bersorak sorai hingga terdengar dari luar aula.
Wong dan tim tampil lebih dari satu jam membawakan total sembilan lagu instrumental, beberapa di antaranya “Let’s Go”, “Flyers Direct”, “Welcome 2 Minneapolis”, “Kenni and the Jets”, “Bluebird”, dan “Smokeshow”.
Di antara lagu-lagu enerjik itu, Wong dan tim menurunkan tensi dengan instumental sendu dari “Meditation”. Kemudian menutup penampilan impresifnya dengan “Lunchtime”.
Terima kasih sudah menerima kami sangat baik pada penampilan pertama kami di Jakarta," tutup Wong sembari meninggalkan panggung.
Baca juga: Tampilkan sederet hits, The Chicago Experience ungkap rencana ke Bali
Baca juga: Stephen Sanchez rayakan ulang tahun basis dengan penggemar Indonesia
Baca juga: Titi DJ guncang panggung Java Jazz Festival penuh nostalgia
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023
