Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti menilai positif wacana Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam Pasukan Formed Police Unit (FPU) Indonesia yang bertugas dalam misi memelihara perdamaian dunia, karena memberi banyak manfaat.

Poengky dikonfirmasi di Jakarta, Minggu, berpandangan meningkatkan jumlah polisi wanita (Polwan) sebagai Pasukan FPU salah satu manfaatnya dapat meningkatkan karier perempuan di institusi Polri.

“Benefitnya bagi perempuan akan menambah wawasan pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman, membuka jaringan kerja serta hubungan internasional, serta meningkatkan karier mereka di masa mendatang,” kata Poengky.

FPU merupakan Satuan Tugas Unit Polisi Berseragam Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaian di daerah konflik seperti Sudan, Darfur, Afrika Tengah dan wilayah Benua Afrika lainnya.

Setiap tahun Polri mengirimkan Pasukan FPU yang disebut kontingen Garuda berjumlah 150 orang dan Individual Police Office (IPO).

Menurut Poengky, selama ini Pasukan FPU didominasi oleh polisi laki-laki (Polki). Untuk Polwan masuk sebagai IPO dengan jumlah terbatas.

“Pengalaman saya menjenguk FPU dan IPO di Sudan tahun 2016, untuk FPU ada 150 orang semuanya laki-laki dan untuk IPO kalo tidak salah ada 25, perempuannya sekitar lima orang,” kata Poengky menerangkan.

Dalam misinya, Pasukan FPU bertugas menjaga pemeliharaan keamanan, ketertiban masyarakat (Harkamtibmas) di El Fasher Ibu Kota Darfur. Sedangkan IPO memiliki tugas-tugas spesifik di seluruh Darfur.

Poengky mengatakan akan sangat bagus jika jumlah Polwan diperbanyak masuk FPU, karena tugas-tugas menjaga Harkamtibmas juga dapat dilakukan oleh polisi wanita.

Polri pertama kali mengirim Polwan untuk dilibatkan dalam pasukan penjaga perdamaian (peacekeper) FPU pada tahun 2018, sebanyak 23 orang.

Masuknya Polwan untuk berperan sebagai pasukan perdamaian dunia, kata Poengky, selaras dengan harapan PBB.

“Harapan PBB, perempuan adalah agen perdamaian, sehingga peranannya sangat signifikan,” ujarnya.

Komisioner Kompolnas dari unsur masyarakat itu menyebut, kesetaraan gender diharapkan tidak hanya menambah jumlah Polwan dalam FPU dan IPO melainkan juga meningkatkan posisi Polwan untuk menduduki jabatan-jabatan strategis di dalam pasukan perdamaian dunia, serta posisi-posisi strategis dalam jabatan di level internasional, seperti Atase Kepolisian.

Selain itu, manfaat lainnya bagi masyarakat, khususnya perempuan dan anak di wilayah konflik yang menerima bantuan Polwan, akan mendapat sentuhan ramah dan keibuan.

“Polwan lebih diberi kesempatan untuk terjun ke peace keeping akan meningkatkan kualitas SDM Polri dan mendukung Polri sebagai institusi berkelas dunia,” kata Poengky.

Wacana meningkatkan kesetaraan gender dalam Pasukan FPU disampaikan oleh Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo saat menghadiri Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Divisi Hubinter Polri di Pusat Misi Internasional Polri Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (31/5).

Jenderal bintang empat itu menyebut, Polri saat ini terus fokus untuk menambah jumlah personel polisi wanita sebagai pasukan perdamaian dunia.

“Tentunya ada beberapa hal yang juga terus kami upayakan untuk diangkat, bagaimana kami mencoba untuk meningkatkan terkait masalah kesetaraan gender dengan menambah jumlah personel FPU ini. Sehingga kemudian jumlah personel wanita bisa terus bertambah dan ini tentunya menjadi progres kami, karena kami memang konsen terhadap hal tersebut," kata Kapolri.

Baca juga: FPU Garuda Bhayangkara Polri menuju pembaretan di Tegal Mas Lampung

Baca juga: Polri komitmen tingkatkan peran Indonesia dalam misi perdamaian PBB


Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023