Kementerian Perhubungan akan segera melakukan perbincangan ulang dengan Garuda dan Saudia Airlines
Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan alasan keterlambatan maskapai penerbangan haji saat hadir secara daring pada rapat tingkat menteri evaluasi pelaksanaan ibadah haji 1444 Hijriah.
 
"Kira-kira keterlambatan salah satunya ada bagian (spare part) dari pesawat yang harus didatangkan dari Lithuania, yang ini membutuhkan waktu, ini kalau versi dari maskapai Garuda, sementara global supply chain itu terganggu akibat perang Rusia dan Ukraina, itu menjadi salah satu faktor," kata Menag saat hadir secara daring pada rapat yang diselenggarakan di kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa.
 
Selain itu, Menag Yaqut juga menyampaikan alasan keterlambatan dari maskapai penerbangan Saudia Airlines, yakni pesawat yang belum siap dan tidak sesuai dengan kontrak.
 
"Misal seharusnya satu pesawat bisa menampung 485 jemaah, tetapi hanya 405 jemaah, sehingga ada 80 jamaah yang harus menunggu, tetapi di kontrak ini ada sanksi ketika ada keterlambatan dari sisi material, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan segera melakukan perbincangan ulang dengan Garuda dan Saudia Airlines," katanya.

Baca juga: Kemenag protes soal keterlambatan penerbangan Saudia Airlines
Baca juga: Pemerintah terus evaluasi pelaksanaan ibadah haji
 
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menegaskan bahwa keterlambatan maskapai ini akan berpengaruh pada jadwal dan menggeser jamaah yang lain, termasuk akomodasi.
 
"Perubahan konfigurasi atau kapasitas pesawat yang diubah, menyebabkan akan ada jamaah yang tertinggal dan terpaksa harus ikut kloter yang selanjutnya, ini tentu akan mengubah akomodasi juga, untuk itu perlu diperhatikan dengan baik," kata Muhadjir.
 
Muhadjir juga menyatakan, sebagai bahan evaluasi maka akan lebih ditingkatkan lagi kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Saudi Arabia (Government to Government) di semua sektor, terutama sektor pemondokan (tempat tinggal), kesehatan, dan sektor perhubungan utamanya transportasi udara.
 
Selain transportasi, Menag Yaqut juga menyampaikan beberapa pelayanan jamaah haji yang sudah disiapkan selama masa ibadah haji, utamanya kepada para lansia.
 
"Kita ada 66.943 jamaah, dan kita sudah menyiapkan tenaga untuk keperluan sehari hari seperti kursi roda, tongkat bantu berjalan, urusan manasik (pelatihan tentang ibadah haji) atau rukhsah (keringanan saat haji bagi orang-orang tertentu), secara umum kita sudah siap baik di Madinah maupun Mekkah," ujar Menag.

Baca juga: Semangat Sumiah, haru Nuraini dan kepuasan pelayanan ibadah haji
Baca juga: Kemenkes: KKHI lengkapi kebutuhan layanan kesehatan jamaah haji
 
Selain itu, Kemenag juga akan menindaklanjuti permasalahan lift di hotel yang ada di Madinah, dimana jamaah harus menunggu antrean yang lama.
 
"Berdasarkan pantauan pak Menko saat di Madinah, di sana itu liftnya kan memang cenderung kecil-kecil, dan jamaah yang menggunakan antreannya lama bisa sampai 30-120 menit, maka nanti kita coba atur dan koordinasikan dengan pihak Saudi, bagaimana agar liftnya tidak ngantre," tuturnya.
 
Untuk itu, Menag juga mengimbau pada peserta haji yang masih muda dan fisiknya mumpuni agar menggunakan tangga darurat untuk menghindari antrean.

Baca juga: Menko PMK minta psikolog dan psikiater karena ada jamaah demensia
Baca juga: Kemenkes sediakan tombol darurat untuk bantu jamaah haji yang sakit
Baca juga: Wapres apresiasi fasilitas yang diberikan Arab Saudi bagi jamaah haji

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023