Pada triwulan II-2023, kinerja ekonomi Jatim terindikasi melanjutkan perbaikan sejalan dengan potensi keyakinan konsumen yang membaik
Surabaya (ANTARA) - Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur Doddy Zulverdi optimistis perekonomian di wilayah setempat semakin membaik setelah pada triwulan I-2023 terpantau melanjutkan perbaikan dengan tumbuh 4,95 persen Year over Year (yoy).

"Pada triwulan II-2023, kinerja ekonomi Jatim terindikasi melanjutkan perbaikan sejalan dengan potensi keyakinan konsumen yang membaik," kata Doddy Zulverdi dalam keterangannya di Surabaya, Rabu.

Membaiknya ekonomi Jatim ditandai dengan Prompt Manufacturing Index (PMI) yang masih tinggi di atas 50 persen (ekspansi), tren penjualan eceran yang positif, prognosa produksi tanaman pangan dan hortikultura yang meningkat, serta peningkatan kinerja mayoritas kegiatan usaha sektor prioritas.

Perbaikan ekonomi tersebut disertai dengan laju inflasi gabungan kota/kabupaten pada Mei yang kembali turun menjadi 5,02 persen (yoy) dibandingkan April 2023 (5,35 persen, yoy). Penurunan ini diharapkan dapat berlanjut dan mencapai rentang sasaran inflasi nasional, meskipun terdapat tantangan menjelang Hari Raya Idul Adha.

Lebih lanjut Doddy menyampaikan bahwa kinerja intermediasi perbankan Jawa Timur pada April 2023 menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, terutama pada kredit kelompok korporasi dan rumah tangga.

"Terkait perkembangan sistem pembayaran, BI Jatim terus mendorong digitalisasi sistem pembayaran, di antaranya melalui transaksi e-commerce dan uang elektronik yang tercatat tumbuh positif," kata dia.

Kemudian, minat penggunaan transaksi non-tunai masyarakat Jatim juga meningkat sejalan dengan perkembangan QRIS yang menggembirakan. Per April 2023, Jawa Timur berhasil memenuhi 28,01 persen dan 43,6 persen dari target pengguna dan volume transaksi QRIS untuk tahun 2023.

"Untuk dapat mencapai target sampai dengan akhir 2023, BI akan terus mengintensifkan edukasi dan literasi kepada masyarakat, termasuk inovasi fitur pada QRIS seperti Tarik Transfer dan Setor, serta QRIS lintas negara yang telah diterapkan dengan Thailand dan Malaysia," katanya.

Pada tahun 2023, kinerja ekonomi Jawa Timur diprakirakan akan bertumbuh positif pada kisaran 4,6 – 5,4 persen (yoy) disertai laju inflasi indeks harga konsumen (IHK) yang yang terus menurun ke dalam rentang sasaran.

Doddy menjelaskan faktor yang menjadi pendorong terkendalinya inflasi di tahun 2023 adalah Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan penyakit tanaman yang terkendali sehingga mengurangi risiko gagal panen, optimalisasi penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) pada hewan ternak sehingga lebih terkendali.

Selain itu, dampak kenaikan BBM pada September 2022 yang telah selesai, dan harga komoditas global, khususnya energi yang menunjukkan tren penurunan.

"Meskipun kinerja ekonomi termoderasi, tetapi masih terdapat ruang untuk tumbuh dengan menjaga konsumsi rumah tangga, mendorong investasi, dan mengoptimalkan industri pengolahan," tuturnya.

Baca juga: Pengusaha Dezhou China berminat investasi di Jatim
Baca juga: BI gandeng TNI gelar ekspedisi rupiah berdaulat ke pulau terluar Jatim

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023