kami mempercayai bahwa tren harga CPO dalam jangka panjang masih 'bullish'
Jakarta (ANTARA) - PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ) membukukan pendapatan sebesar 50,88 juta dolar AS pada kuartal I 2023, dimana sebesar 50,08 juta dolar AS bersumber dari minyak sawit mentah (CPO).

"Walaupun saat ini harga CPO terkoreksi disebabkan akan memasuki puncak produksi, kami mempercayai bahwa tren harga CPO dalam jangka panjang masih bullish," kata Direktur Keuangan ANJ Nopri Pitoy dalam Public Expo daring di Jakarta, Rabu.

Faktor yang mempengaruhi harga jual CPO antara lain gangguan pasokan energi akibat ketegangan politik berkepanjangan antara Ukraina dan Rusia, serta eskalasi konflik antara China dan Taiwan.

"Selain itu, El Nino yang berpotensi terjadi juga akan mengganggu pasokan global dan produksi kelapa sawit," imbuh Nopri.

Untuk mempercepat pertumbuhan pendapatan ke depan, ANJ akan melakukan melakukan replanting atau penanaman kembali pada kebun-kebun kelapa sawit yang berusia tua dan tidak produktif untuk menjaga profil usia tanaman yang seimbang.

“Hingga kuartal I-2023, sebanyak 45 persen tanaman kami berada pada kondisi prima karena baru berusia 8 sampai 20 tahun. Berikutnya, 24 persen tanaman sawit kami merupakan tanaman muda dan hanya 14 persen tanaman kami yang merupakan tanaman tua," katanya.

Baca juga: ANJ sepakati penunjukan direktur dan pembagian dividen

Kondisi tersebut merupakan hasil dari penanaman kembali yang dilakukan oleh perusahaan sejak tahun 2015 hingga saat ini.

Hingga kuartal I-2023, total lahan yang telah dilakukan penanaman kembali mencapai 9.586 hektare, termasuk 370 hektare yang dilakukan pada kuartal I-2023.

ANJ juga akan menerapkan strategi lain untuk meningkatkan meningkatkan produktivitas, misalnya dengan melakukan inovasi agronomi, memanfaatkan teknologi dan digitalisasi dengan menggunakan GIS dan EPMS (Electronic Plantation Mobile Solution).

Beberapa inovasi juga akan dijalankan untuk mengurangi dampak cuaca ekstrim akibat perubahan iklim, seperti pengomposan, drip fertigation dan pengelolaan air.

“Kami berharap dengan menjalankan strategi keseimbangan usia tanaman melalui program replanting agar dapat meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang dan menjaga pertumbuhan di masa depan," katanya.

"Kami akan terus melanjutkan praktik perkebunan yang berkelanjutan dengan inovasi agronomi, teknologi dan transformasi digital, serta mencapai ambisi ESG kami," lanjutnya.

Adapun pada kuartal I 2023 ANJ mencatatkan rugi periode berjalan sebesar 3,91 juta dolar AS dari sebelumnya meraih laba periode berjalan 11,16 juta dolar AS pada kuartal I-2022.

Penurunan tersebut sejalan dengan pendapatan ANJ di kuartal I 2023 yang turun 32,7 persen secara tahunan dan peningkatan pengakuan beban bunga dari perkebunan Papua Barat Daya.

Baca juga: CEO ANJ : Perhatikan faktor manusia dan alam untuk capai SDGs

Baca juga: KAI Divre II Sumbar operasikan KA CPO mulai akhir 2023


Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023