Jakarta (ANTARA) - Ada yang berbeda pada perkuliahan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada Rabu (7/6/2023) siang. Dosen yang. mengajar pada mata kuliah Etika Profesi dan Pengembangan Diri, bukanlah dosen yang biasa mengajar, melainkan dosen praktisi yang merupakan aktor ternama Tanah Air Reza Rahadian.

Aktor yang memiliki nama lengkap Reza Rahadian Matulessy tersebut berhasil memukau 160 mahasiswa dalam kuliah bertajuk “Kuliah Kolaborasi Praktisi Mengajar di UNJ”. Dalam kuliah tersebut, Reza menekankan pentingnya kedisiplinan dan profesionalisme di dunia kerja.

“Bekerja di industri film, disiplin merupakan tuntutan utama, dari mulai datang ke lokasi dan lain-lain, jadwal-jadwal lain diikuti. Itu baru dari jam kerja, belum lagi harus disiplin menjaga fisik, sehat dan bisa fokus, serta konsentrasi, seperti naskah yang dihapal, akting yang dilatih dan lainnya,” kata pemeran Habibie dalam film Habibie dan Ainun tersebut.

Semua aspek memerlukan kedisiplinan. Hal itu bisa dia capai dengan baik karena sudah dilakukannya sejak puluhan tahun, sehingga terbentuk kedisiplinan dirinya.

Reza baru menemukan tentang arti pentingnya nilai disiplin itu saat di SMP. Saat itu pulalah, dia menemukan kenikmatan dari belajar Kedisiplinan yang mengantarkannya pada kenyamanan saat belajar itu kemudian menjadi bekal ke depannya dan berdampak pada pekerjaan yang kini ditekuni Reza.

Reza sangat senang dapat berbagi pengalaman dan perspektif bersama dengan para mahasiswa. Kedisiplinan dan profesionalisme, bagi dia merupakan hal yang sangat penting dimanapun seseorang berkarier.

Merupakan momen yang sangat menyenangkan bagi dia dapat bertemu dengan para mahasiswa dan menikmati pertanyaan-pertanyaan yang berasal dari para generasi muda tersebut.

Dengan waktu dialog yang yang disediakan pemimpin UNJ pada kuliah tersebut, dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Reza maupun mahasiswa untuk saling berbagi. Ada mahasiswa yang bertanya pendapat, ada yang menyampaikan kegelisahannya. Karena itu, Reza sangat senang bisa hadir sebagai praktisi di pekerjaan seni.

Reza tertarik untuk menjadi dosen dalam program Praktisi Mengajar, karena terilhami dari dirinya yang pernah mendapatkan pengalaman belajar dari praktisi saat bersekolah. Seseorang yang memiliki pengalaman kerja dan berbagi pada mahasiswa merupakan pengalaman yang berharga. Tak hanya bagi mahasiswa, program itu juga sangat bermakna bagi para praktisi.

Selain itu, pengalaman selama tujuh tahun terakhir sebagai “Brand Ambassador” suatu LSM turut melatarbelakangi mengapa dia tertarik berbagi pengalaman pada mahasiswa. Dia berharap ke depan, akan semakin banyak tawaran untuk menjadi dosen praktisi di kampus, sehingga dirinya dapat berbagi pengalaman pada mahasiswa.

Sebelumnya, artis peran Prilly Latuconsina juga berkesempatan menjadi dosen praktisi di Universitas Udayana, Bali, pada awal Mei lalu. Prilly Latuconsina memberikan materi kuliah tentang "Strategi Bisnis dalam Industri Kreatif" kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Bali.


Praktisi Mengajar

Rektor UNJ Prof Komarudin menyampaikan Praktisi Mengajar merupakan program yang diinisiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) agar lulusan perguruan tinggi lebih siap untuk masuk ke dunia kerja. Program tersebut merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Program itu mendorong kolaborasi aktif praktisi ahli dengan dosen juara agar tercipta pertukaran ilmu dan keahlian yang mendalam dan bermakna antarcivitas akademika di perguruan tinggi dan profesional di dunia kerja.

Para praktisi yang mengajar di perguruan tinggi berasal dari industri, BUMN, wirausahawan, praktisi, seniman, peneliti, maupun instansi pemerintah di dalam dan luar negeri.

Komarudin mengaku sangat senang dan bangga karena Reza Rahadian yang merupakan aktor dan produser film yang sangat berprestasi, baik nasional maupun internasional, turut menjadi praktisi pada Kuliah Kolaborasi Praktisi Mengajar di kampus itu.

Wakil Rektor Bidang Akademik UNJ Prof Suyono mengatakan bahwa kegiatan itu bermanfaat bagi mahasiswa, di antaranya memperoleh pengalaman belajar ilmu praktis yang aktual, relevan, bermanfaat, dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

Kemudian, mendapat pendampingan dari praktisi ahli panutan, berjejaring dengan pengajar praktisi ahli dan menyadarkan mahasiswa akan potensi mereka di dunia kerja. Selanjutnya memperoleh pengalaman belajar kemampuan teknis dan nonteknis sebagai penguat keterampilan mahasiswa; dan memperkuat dan menambah kompetensi mahasiswa.

Sementara manfaat bagi praktisi, di antaranya memperoleh informasi potensi mahasiswa di perguruan tinggi yang memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Selanjutnya, praktisi itu memperoleh informasi potensi mahasiswa yang mampu menjadi mitra bagi dunia kerja.

Berikutnya mendidik dan menjaring sumber daya manusia unggul lebih awal untuk membentuk pangkalan bakat dan menjadi bagian dari penggerak kemajuan pendidikan Indonesia.

“Semoga melalui kegiatan Kuliah Kolaborasi Praktisi Mengajar di UNJ dapat meningkatkan kualitas lulusan UNJ dan kesiapan untuk memasuki dunia kerja nantinya, dan tentunya akan berlanjut pada sesi berikutnya untuk kegiatan Kuliah Kolaborasi Praktisi Mengajar di UNJ,” harap Suyono.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNJ Dr Abdul Sukur menjelaskan bahwa tujuan dari kuliah tamu tersebut untuk menutup kesenjangan kompetensi lulusan baru dengan kebutuhan dunia kerja.

Mendorong kolaborasi perguruan tinggi dan industri dalam menyelenggarakan pembelajaran praktis dan aplikatif dan meningkatkan relevansi kemampuan lulusan perguruan tinggi Indonesia dengan kebutuhan dunia kerja dan industri.

Melalui kuliah tamu tersebut, diharapkan mahasiswa dan lulusan UNJ terus meningkatkan prestasi, reputasi, kemampuan teknis dan nonteknis dalam persiapan memasuki dunia kerja yang kian hari semakin kompetitif.

 

 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023