Satu impian yang belum terwujud dari cabang olahraga angkat besi adalah mengumandangkan Indonesia Raya alias meraih medali emas
Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) terus berupaya meloloskan lifter sebanyak mungkin ke kompetisi olahraga terbesar di dunia, Olimpiade XXXIII/2024 di Paris, Prancis.

​​​​​​Upaya tersebut dilakukan demi menjaga tradisi angkat besi Indonesia yang tak pernah absen mengirim wakil sejak Olimpiade XV/1952 di Helsinki, Finlandia.

​​​Lebih dari itu, PABSI juga berkomitmen merawat tradisi angkat besi yang selalu menyumbang medali sejak Olimpiade XXVII/2000 di Sydney, Australia.

Kala itu sejarah tercipta melalui Raema Lisa Rumbewas yang meraih perak pada kelas 48 kg putri dan dua perunggu masing-masing melalui Sri Indriyani kelas 48 kg putri dan Winarni Binti Slamet di divisi 53 kg putri.

Sejak itu, lifter Indonesia selalu sukses membuat Merah Putih berkibar dan terakhir pada Olimpiade XXXII/2020 di Tokyo, Jepang dengan satu perak dan dua perunggu.

Eko Yuli Irawan menyumbang medali perak di kelas 61 kg putra. Lalu Windy Cantika Aisah yang turun di kelas 49 kg putri dan Rahmat Erwin Abdullah di kelas 73 kg putra pulang dengan perunggu.

Secara keseluruhan, angkat besi telah mendulang 7 perak dan 8 perunggu untuk Indonesia pada pesta olahraga terbesar di dunia tersebut.

Satu impian yang belum terwujud dari cabang olahraga angkat besi adalah mengumandangkan Indonesia Raya alias meraih medali emas. Kesempatan kembali datang pada Olimpiade 2024 di Paris.

Namun sebelum itu, lifter Indonesia harus memenuhi syarat menuju Paris yakni berkompetisi di Kejuaraan Dunia IWF 2023 di Riyadh, Arab Saudi pada 2-17 September dan Piala Dunia IWF 2024 di Phuket, Thailand, pada 2-11 April 2024.

Selain itu juga harus mengikuti tiga atau lebih kejuaraan yang menjadi bagian dari kualifikasi Olimpiade Paris.

Sejumlah lifter Indonesia telah mengikuti dua ajang kualifikasi Olimpiade Paris yakni Kejuaraan Dunia 2022 di Bogota, Kolombia, pada 5-16 Desember tahun lalu dan Kejuaraan Asia 2023 di Jinju, Korea Selatan, pada 5-13 Mei.

Untuk Kejuaraan Dunia 2022 di Bogota, Indonesia degan mengirim 12 lifter dan meraih hasil yang terbilang apik, yakni masuk empat besar klasemen perolehan medali dengan membawa pulang tiga emas, empat perak, dan satu perunggu.

Kemudian pada Kejuaraan Asia 2023 di Jinju, Indonesia mengirim tujuh atlet dengan meraih empat perunggu. Kala itu, Kejuaraan Asia 2023 bertepatan dengan SEA Games XXXII/2023 Kamboja. Jadi PABSI membagi atlet pelatnas.

Selain itu, peluang Indonesia untuk mendapatkan tiket Olimpiade Paris juga ada pada tiga ajang lainnya yaitu, Grand Prix 2023 edisi pertama di Pabexpo Exhibition Complex, Havana, Kuba pada 8-18 Juni, Grand Prix 2023 edisi kedua di Doha, Qatar pada 2-12 Desember, dan terakhir Kejuaraan Asia 2024 di Taskent, Uzbekistan pada 20-27 Februari tahun depan.

Atlet dunia akan memperebutkan 12 kuota pada masing-masing kelas yang dilombakan pada Olimpiade Paris yakni di sektor putra (61 kg, 73 kg, 89 kg, 102 kg, +102 kg) dan untuk putri (49 kg, 59 kg, 71 kg, 81 kg, +81 kg).

Dari slot yang tersedia, 10 di antaranya diambil berdasarkan total angkatan tertinggi dari salah satu kejuaraan yang terdaftar sebagai kualifikasi Olimpiade Paris. Dua kuota dari masing-masing divisi diberikan berdasarkan peringkat kualifikasi kontinental IWF dan tuan rumah atau undangan komisi tripartit.


Amankan posisi

Dari Kejuaraan Dunia 2022 dan Kejuaraan Asia 2023 yang telah bergulir, beberapa atlet Indonesia berada di posisi 10 besar kualifikasi Olimpiade Paris.

Misalnya di kelas 61 kg putra, Eko Yuli Irawan berada di urutan ketiga secara keseluruhan dan kedua (daftar satu atlet per negara) dengan total angkatan 300 kg yang ditorehkan di Kejuaraan Dunia 2022. Dia berada di bawah dua lifter China Fabin Li dengan 314 kg dan Lijun Chen dengan 310kg saat tampil di Kejuaraan Asia 2023.

Selain bersaing dengan lifter dunia lainnya, Eko juga harus beradu kekuatan dengan Ricko Saputra untuk mewakili Indonesia di kelas 61 kg yang secara keseluruhan berada di posisi keenam dengan total angkatan 298 yang diraih saat tampil di Kejuaraan Asia 2023.

Indonesia juga punya dua atlet yang berada di posisi teratas di kelas 73 kg putra yaitu Rahmat Erwin Abdullah dan Rizki Juniansyah berkat penampilan apik di Kejuaraan Dunia 2022.

Rahmat Erwin berada di urutan pertama dengan total angkatan 352kg. Sementara Rizki di bawahnya dengan 247kg.

Dari sektor putri, baru satu atlet yang berada di posisi 10 besar yakni Nurul Akmal di kelas +81 kg yang menempati urutan ke-10 dengan 260 kg saat tampil di Kejuaraan Dunia 2022.

Sisanya Windy Cantika Aisyah di kelas 49 kg berada di peringkat 16 dengan 176 kg. Lalu ada Natasya Beteyob di kelas 59 kg dengan total angkatan 209 kg dan Tsabitha Alfiah Ramadani di kelas 71 kg di urutan ke-35.


Kans di Kuba

Lifter Indonesia akan kembali berjuang untuk terus memperbaiki total angkatan demi tiket Olimpiade Paris pada 2023 Grand Prix IWF edisi pertama di Pabexpo Exhibition Complex, Havana, Kuba pada 8-18 Juni.

Kali ini, PB PABSI memberangkatkan 10 lifter dengan rincian enam atlet putra dan empat lifter putri.

Dari sektor putra PABSI mengirim Rahmat Erwin Abdullah untuk turun di kelas 81 kg, Rizki Juniansyah (73 kg), Eko Yuli Irawan (61 kg), Ricko Saputra (61 kg), Mohammad Yasin (67 kg), dan Muhamad Zul Ilmi (89 kg).

Sementara empat lifter putri yang bersaing adalah Natasya Beteyob (59 kg), Sarah (59 kg), Restu Anggi (71 kg), dan Nurul Akmal (+87 kg).

Kejuaraan di Kuba menjadi penting karena menjadi satu di antara ajang yang masuk dalam kualifikasi Olimpiade Paris. Pemberangkatan 10 lifter tersebut juga melalui berbagai pertimbangan.

"Untuk kejuaraan di Kuba, kami bisa mengirim berapa pun atlet. Tetapi kami melihat peluang dari 16 lifter yang ada di pemusatan latihan nasional (pelatnas)," ujar Sekretaris Jenderal PB PABSI, Djoko Pramono.

Pada kejuaraan di Kuba, PABSI memberikan kesempatan kepada Rizki untuk turun di kelas 73kg yang menjadi andalannya, sedangkan Rahmat Erwin yang dianggap sudah berada di posisi aman untuk kualifikasi Olimpiade Paris turun di kelas 81 kg.

"Posisi Rahmat sudah aman di kelas 73 kg, jadi sah-sah saja dia bersaing di kelas 81 kg pada Grand Prix di Kuba. Rizki mendapat kesempatan turun di kelas 73 kg. Nanti kami akan menerapkan strategi dan yang terbaik turun di kelas 73 kg Olimpiade Paris. Mungkin salah satunya naik kelas (ke 89 kg). Kami akan melihat peluang itu nanti," kata Pelatih Kepala Angkat Besi Indonesia Dirdja Wihardja.

Rahmat Erwin dan Rizki harus bersaing memperebutkan satu tempat untuk Olimpiade 2024. Namun keduanya tetap saling mendukung dan sepakat yang terpenting Merah Putih berkibar di Paris. Mereka pun tak ambil dan hanya fokus menorehkan angkatan terbaik.

Pun demikian dengan Eko yang tak mempersoalkan persaingan dengan Ricko. Khusus untuk kelas 61 kg, PABSI harus memilih salah satu di antara mereka. Sebab, kata Dirdja, tidak memungkinkan untuk naik ke kelas 73 kg karena sudah ada Rahmat dan Rizki.

Meski sudah berada di posisi aman, lifter Indonesia tak boleh lengah, mengingat kualifikasi Olimpiade Paris masih panjang. Sementara untuk lifter Merah Putih yang belum masuk top ten masih memiliki peluang mengejar hingga 28 April 2024.




 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023