akan kami realisasikan pada tahun ini
Mentok, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyiapkan program orang tua asuh untuk mempercepat penanganan stunting di daerah itu.

"Kami bersama tim percepatan penurunan stunting daerah sedang menyiapkan program orang tua asuh anak stunting yang akan kami realisasikan pada tahun ini, dengan harapan pola penanganan dilakukan bersama-sama dengan masyarakat sehingga permasalahan cepat selesai," kata Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Bangka Barat Muhammad Ridwan di Mentok, Jumat.

Ia mengatakan sebagai langkah awal pihaknya bersama seluruh instansi terkait dan tim percepatan penanganan stunting daerah telah melakukan rapat koordinasi untuk menyusun rencana dan strategi percepatan penurunan stunting.

Menurut dia, kerja sama yang dilakukan selama ini perlu terus ditingkatkan dan dibutuhkan perencanaan matang agar ke depan gerakan yang dilakukan bisa semakin padu dan masif sehingga permasalahan stunting dapat dikawal sedini mungkin.

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat mempunyai tugas dan peran yang cukup berat dalam mengatasi permasalahan stunting karena menurut Status Survei Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, Kabupaten Bangka Barat sudah ada di level tiga se-Babel.

Baca juga: Bangka Barat berhasil turunkan kekerdilan jadi 9,2 persen
Baca juga: PKK Bangka Barat perkuat kolaborasi turunkan stunting


Meskipun demikian, hasil dari Elektronika Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) pada Februari 2023, masih ada beberapa desa dengan prevalensi di atas angka 20 persen, antara lain Kecamatan Simpangteritip, di Desa Simpangtiga 26,7 persen, Berang 26,1 persen, Ibul 26,2 persen, Airnyatoh 20,7 persen, Peradong 24,2 persen dan Desa Rambat 27,5 persen, sedangkan di Kecamatan Kelapa yaitu Desa Pangkalberas 20,5 persen.

Ridwan mengatakan di tahun 2023 balita yang diukur 13.109 orang ditemukan sebanyak 1.173 mengalami permasalahan stunting dengan prevalensi mencapai 8,9 persen.

"Kita masih punya waktu sampai akhir tahun 2024 untuk percepatan penurunan stunting. Untuk itu perlu komitmen nyata agar secara cepat dapat menyusun rencana strategis untuk mengatasi permasalahan stunting di lokus prioritas," katanya.

Baca juga: Prevalensi kekerdilan di Bangka Barat turun dua persen
Baca juga: Menko PMK apresiasi upaya penanganan stunting di Bangka Belitung


Ia berharap masing-masing dinas terkait untuk dapat memaksimalkan dana yang tersedia demi menurunkan angka stunting sesuai target yang telah ditetapkan.

"Saya berharap dinas yang mendapatkan dana, baik bersumber dari APBN maupun APBD untuk penanganan stunting, agar benar-benar dapat memanfaatkan dana tersebut secara maksimal," katanya.

Ia mengimbau agar perusahaan dapat berpartisipasi dan berkomitmen dalam bentuk kerja sama yang nyata, untuk membantu percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bangka Barat dengan meluangkan sedikit rezekinya bagi keluarga yang memiliki balita atau bawah dua tahun stunting, melalui program orang tua asuh.

"Tanggung jawab percepatan penurunan stunting bukan semata-mata tugas OPD yang dalam hal ini sebagai sekretariat pelaksana percepatan penurunan stunting tingkat kabupaten, akan tetapi juga merupakan tanggung jawab kita bersama," katanya.

Baca juga: PT Timah salurkan bantuan makanan tambahan balita stunting di Bangka
Baca juga: Pemkab Bangka Tengah tangani stunting secara terintegrasi
Baca juga: PKK Bangka Barat perkuat kolaborasi turunkan stunting

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023