Banda Aceh (ANTARA News) - Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, sekitar pukul 07.14 WIB Rabu, kembali diguncang gempa bumi yang berkekuatan 5,1 pada Skala Richter (SR), namun tidak ada laporan korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat peristiwa tersebut. "Sebagian wilayah Aceh hingga kini sering digoyang gempa pasca gempa dahsyat yang disertai tsunami 26 Desember 2004 dan merenggut lebih 200 ribu jiwa penduduk di daerah ini," kata asisten pengamat gempa di Stasiun Geologi Mata Ie, Badan Meteologi dan Geofisika (BMG), Hervina, kepada ANTARA di Banda Aceh. Namun gempa Rabu pagi hari itu kekuatannya dirasakan manusia berkisar dua hingga tiga modified mercalli intencity (MMI). Ia menyebutkan pusat gempa susulan Rabu pagi itu berada di 5,58 lintang Utara (LU) dan 94,63 Bujur Timur (BT) dengan kedalaman pada 31 kilometer arah barat laut atau berjarak 76,04 kilometer dari Kota Banda Aceh. Lebih lanjut, Hervina menjelaskan getaran gempa yang tercatat pada peralatan pencatat gempa (seismograph) itu selama tiga menit, sedangkan penduduk merasakan hanya beberapa detik. Dijelaskan, pulau sumatera (Aceh) merupakan salah satu jalur patahan gempa sampai ke kawasan Nikobar (India). "Karena posisinya itu maka Aceh termasuk salah satu wilayah rawan gempa di Indonesia," tambah dia. Hervina menyebutkan pasca gempa 8,9 pada SR yang memicu terjadinya tsunami pada 26 Desember 2004 itu, wilayah Aceh hingga saat ini masih sering diguncang gempa yang rata-rata sebanyak 10 kali per-hari, namun tidak semua guncangannya dirasakan manusia. Gempa dahsyat yang disertai tsunami itu menelan korban jiwa lebih 200 ribu penduduk meninggal dunia dan hilang serta mengakibatkan hancurnya infrastruktur umum serta rumah warga di 13 kabupaten/kota di Aceh. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006