Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan 2006 sebesar 20 persen, turun dibanding 2005 yang mencapai 22 persen. "Akhir tahun lalu, pertumbuhan kredit perbankan mencapai 22 persen, 2006 ini kami mengharapkan trend pertumbuhan tinggi akan berlanjut dan mencapai level 20 persen," kata Gubernur BI Burhanuddin Abdullah, dalam pertemuan tahunan ke-15 Consultative Group on Indonesia (CGI) di Gedung BI, Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, berbagai indikator menunjukkan bahwa kondisi perbankan saat ini secara umum masih baik. Indikasi pelaksanaan fungsi intermediasi perbankan menunjukkan bahwa perbankan secara sehat memobilisasi dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. "Dari sisi permodalan juga menunjukkan adanya penguatan di mana rasio kecukupan modal (CAR) saat ini stabil sekitar 22 persen," katanya. Namun ia mengakui bahwa saat ini perbankan dihadapkan kepada resiko kredit yang meningkat yang tercermin dari masih tingginya tingkat kredit bermasalah (NPL). "Pada Desember 2005, tingkat NPL mencapai 8,3 persen. Angka itu meningkat menjadi 9,4 persen pada Maret 2006," katanya. Sementara itu mengenai pertumbuhan ekonomi 2006, BI memperkirakan perbaikan kondisi ekonomi akan terus berlanjut sehingga pertumbuhan ekonomi akan mencapai perkiraan atas. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2006 akan mencapai 5,0 hingga 5,7 persen. "Lingkungan global yang lebih baik, perbaikan kondisi neraca pembayaran, stimulus fiskal yang lebih besar, kebijakan moneter yang agak longgar, perbaikan iklim investasi, dan kegiatan sektor riil, akan mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya. Ia mengakui, kondisi ekonomi dalam semester I 2006 ini akan tetap lambat sebelum memasuki semester II, ketika daya beli masyarakat mulai pulih setelah kenaikan harga BBM. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006