Martapura (ANTARA) - Berwisata di alam bebas sangatlah mengasyikkan dengan menikmati keindahan lingkungan yang alami, sembari belajar dari mengamati keragaman hayati ciptaan Tuhan.

Udara yang sejuk dengan suara burung berkicau saling bersahutan kerap dapat dirasakan ketika berada di alam.

Seperti ketika wisatawan berada di Lembah Bukit Manjai di Mandiangin, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, yang menawarkan wisata edukopi berbasis pelestarian alam yang dikelola pegiat Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis di atas lahan seluas dua hektare.

Selain banyak ditumbuhi pohon buah lokal, di Bukit Manjai juga ditemukan pohon kopi yang jumlahnya ratusan batang.

Potensi alam berupa tumbuhan kopi itupun kini dijadikan sebagai destinasi wisata edukopi yang menawarkan paket wisata edukasi tentang kopi.

Pengunjung diajak melihat budi daya kopi, pemanenan biji kopi hingga proses pengolahannya, termasuk sesi penanaman bibit kopi dari wisatawan.

Direktur Pengelola Taman Biodiversitas Ramadhan Jayusman mengatakan pohon kopi yang tumbuh di kawasan taman itu berjenis robusta.

Kopi ini merupakan salah satu varietas kopi yang paling terkenal dan paling sering ditemukan, terutama di Indonesia.

Untuk memanen kopi harus dipetik buahnya satu per satu terhadap buah yang sudah matang.

Melalui kegiatan edukopi itu diharapkan menjadi wadah saling tukar pengetahuan dan pengalaman dengan media kopi.

Kemudian yang terpenting melalui kegiatan wisata edukopi, peserta diajak melakukan kegiatan pelestarian alam dengan penanaman pohon kopi untuk penghijaun sekaligus berkontribusi bagi penyerap karbon sebagai mitigasi pemanasan global.
Peserta wisata edukopi saat melihat proses pengolahan minuman kopi di Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis di Lembah Bukit Manjai. (ANTARA/Firman)

Paket wisata edukopi yang dikembangkan merupakan wisata minat khusus yang banyak diikuti oleh pelajar dan mahasiswa.

Peserta dibatasi antara lima hingga 10 orang setiap satu kelompok dan hanya diselenggarakan pada hari libur, seperti Sabtu dan Minggu.

Penyelenggara juga menyediakan tenda untuk berkemah di kawasan yang juga terdapat sumber mata air abadi mengalir sepanjang tahun.

Bagi yang suka mendaki gunung juga ditawarkan wisata naik gunung seraya mengamati pemandangan ekosistem hutan hujan tropis dengan keragaman hayatinya menakjubkan.

Gusti Dewita, peserta wisata edukopi dari Kotabaru, mengapresiasi atas kreativitas dari manajemen taman di Lembah Bukit Manjai itu.

Bagi wanita yang tergabung dalam komunitas Forum Saintis Muda Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini, menanam pohon kopi dan memanen buahnya yang sudah masak adalah pengalaman menarik serta menambah pengetahuan tentang pohon kopi dan manfaatnya.

Keberadaan lokasi wisata petik buah kopi juga disambut antusias masyarakat setempat yang bermukim berdekatan di wilayah yang dikembangkan sebagai wisata agroforestri.

Afan, aparat Desa Mandiangin Timur, berterima kasih kepada pengelola taman yang diinisiasi para pegiat lingkungan.

Adanya kawasan wisata yang berbasiskan agroforestri dan pelestarian alam ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Amalia Rezeki dan tim saat penanaman bibit pohon kopi di Taman Biodiversitas. (ANTARA/Firman)

​​​Wahana riset

Taman yang didirikan pada 5 November 2020 atau bertepatan dengan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional itu, kini sering dikunjungi pelajar dan mahasiswa untuk melakukan penelitian tentang ekosistem hutan hujan tropis.

Pusat Studi dan Konservasi Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas) Indonesia terus mendukung program pemerintah untuk melestarikan keragaman hayati di luar kawasan konservasi dan memperluas ruang terbuka hijau dengan mendirikan beberapa tman biodiversitas.

Salah satu penggagas dan pendiri taman biodiversitas itu menyebut manfaat, antara lain sebagai sumber genetik tumbuhan dan tanaman lokal, juga sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan serta ekowisata, sekaligus ruang terbuka hijau dan penambahan tutupan vegetasi.

Wahana riset keragaman hayati hutan hujan tropis di kawasan lembah Bukit Manjai itu kini dilengkapi ragam flora dan fauna yang hidup alami di alam bebas.

Para pegiat lingkungan terus berupaya menjadikan taman biodiversitas sebagai wadah hidup dan berkembangnya aneka tumbuhan langka asli Kalimantan.

Seperti pohon ulin yang semakin langka populasinya di alam saat ini, kini ditanami kembali di taman biodiversitas dengan jumlah ratusan batang.

Kemudian beberapa anggrek spesies langka, mulai ditanam secara alami  seperti anggrek raksasa (Grammatophyllum speciosum), anggrek bulan Pelaihari (Phalaenopsis amabilis), dan anggrek lainnya yang khas anggrek pegunungan Meratus.

Taman di lembah Bukit Manjai terbuka bagi masyarakat umum yang peduli akan kelestarian anggrek melalui sumbangan koleksinya dikembalikan ke hutan untuk ditanam.

Ada pula ragam jamur makroskopis dengan jumlah puluhan spesies yang telah ditemukan di taman biodiversitas hasil pengamatan tim konservasi biologi dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, bahkan dijuluki sebagai negara mega biodiversity.

Begitu pula ekosistem hutan hujan tropis di Kalimantan yang kaya dengan keragaman spesies, sehingga sumber daya hayati ini wajib terus dijaga kelestariannya karena dapat menyerap zat pencemar lingkungan, seperti CO2, menjaga keseimbangan ekosistem dan iklim, serta mampu melindungi bumi dari bencana alam.

 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023