Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis patologi klinik Dewi Lesthiowati mengatakan bahwa donor plasma darah dapat membantu penanganan gangguan pembekuan darah.

"Donor plasma darah dapat membantu mengatasi gangguan pembekuan darah, karena faktor pembeku darah terkandung di dalam plasma," katanya dalam acara diskusi kesehatan untuk memperingati Hari Donor Darah Sedunia 2023 yang diikuti via daring di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan bahwa donor plasma darah dapat membantu penanganan penderita hemofilia, gangguan pembekuan darah akibat kurangnya suatu protein yang membuat darah sulit membeku sehingga jika penderita mengalami pendarahan akan sulit untuk dihentikan.

Selain itu, ia melanjutkan, plasma darah mengandung antibodi sehingga baik diberikan kepada orang yang mengalami masalah kesehatan terkait dengan kekebalan tubuh.

"Seperti halnya ketika pandemi COVID-19, donor plasma darah dilakukan oleh para penyintas COVID-19 kepada masyarakat lainnya demi meningkatkan kekebalan tubuh secara massal," kata Dewi, yang praktik di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta.

Ia menjelaskan bahwa proses menyumbangkan plasma darah tidak sama dengan proses menyumbangkan darah pada umumnya.

Pengambilan plasma darah dari donor dilakukan menggunakan mesin apheresis, yang memisahkan plasma dari komponen darah yang lain seperti trombosit dan sel darah merah.

"Kemudian, plasma darah dapat digunakan langsung ataupun diolah menjadi obat untuk menangani masalah pembekuan darah," kata Dewi.

Ia menyampaikan bahwa peran donor plasma darah diperlukan dalam upaya menyelamatkan sesama sehingga diangkat menjadi bagian dari tema peringatan Hari Donor Darah Sedunia 2023, "Berikan darah, berikan plasma, bagikan kehidupan, dan sering bagikan." 

Dewi menambahkan, donor darah merupakan upaya yang mudah dan murah untuk membantu menyelamatkan sesama. 

Baca juga:
PMI sampaikan permasalahan untuk mendapat plasma konvalesen
Prajurit TNI AL di Surabaya donorkan plasma konvalesen

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023