Kinerja positif PGEO ini tentu menjadi sinyal awal yang layak diapresiasi....
Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan kinerja baik PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menjadi sinyal positif bagi pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) atau energi hijau di Indonesia.

"Tentu jalan ke depan masih panjang. Tapi kinerja positif PGEO ini tentu menjadi sinyal awal yang layak diapresiasi bahwa masa depan yang cerah terkait pengembangan energi bersih di Indonesia itu sudah mulai terlihat," ujar Komaidi sebagaimana keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Pada pekan lalu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut memutuskan akan membagikan dividen tunai sebesar 30 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya, perseroan telah membagikan dividen interim sebesar 70 juta dolar AS pada 27 Januari 2023 lalu, sehingga, total dividen yang dibagikan oleh perseroan untuk tahun buku 2022 sebesar 100 juta dolar AS.

Komaidi melanjutkan kinerja positif PGEO dan perusahaan pengembang panas bumi lain di Indonesia tidaklah mengejutkan, dikarenakan potensi bisnis dari pengembangan energi panas bumi sangat menjanjikan ke depan.

Namun demikian, dia mengakui bahwa besarnya potensi energi panas bumi di Indonesia belum bisa dimaksimalkan karena berbagai kendala yang masih ada.

"Misalnya saja soal keberpihakan regulasi, lalu soal mahalnya investasi, dan sebagainya, sehingga membuat potensi besar ini belum banyak tergarap," ujar Komaidi.

Dia mengatakan kinerja positif PGEO membuktikan bahwa keberadaan energi panas bumi tidak hanya bagus secara lingkungan, namun juga menjanjikan secara bisnis.

"Bahwa ke depan masih perlu banyak perbaikan di sana-sini, itu sudah pasti. Tapi arah (pengembangan) nya saya pikir sudah tepat. Bahwa secara bisnis juga terbukti bisa menghasilkan. PGEO sudah membuktikan. Jadi dorongan untuk penggunaan energi bersih ini tidak lagi hanya soal isu lingkungan saja, tetapi juga menguntungkan secara business as usual," ujar Komaidi.

Pertamina Geothermal Energy mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 49,68 persen year on year (yoy) menjadi 127,32 juta dolar AS selama tahun 2022, yang ditopang oleh pendapatan yang meningkat 4,68 persen (yoy).

Perseroan mencatatkan produksi uap dan listrik panas bumi sebesar 4.629,6 Giga Watt Hours (GWh), serta dari aspek keberlanjutan, perseroan berhasil melakukan penghindaran emisi sebesar 3,87 juta ton karbondioksida (CO2).
Baca juga: Citi fasilitasi penerbitan obligasi hijau perdana Pertamina Geothermal
Baca juga: RUPST Pertamina Geothermal setujui bagi dividen 30 juta dolar AS

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023